Sudah bukan rahasia bahwa ketika mendengar sports bar, orang-orang sering mengasosiasikannya dengan bar yang mayoritas pengunjungnya laki-laki, dan pertunjukan yang ditampilkan di layar-layar televisi adalah pertandingan olahraga laki-laki. Sejumlah pengusaha perempuan di Amerika Serikat ingin mengubah pandangan itu.

Nama sports bar yang satu ini terdengar menggelitik: Sports Bra. Pemiliknya, Jenny Nguyen, sengaja mengubah kata “bar” menjadi “bra”, alias pakaian dalam penyangga payudara. Alasannya cukup jelas, yakni bar ini didedikasikan untuk perempuan dan pertunjukan televisi yang diprioritaskan adalah pertandingan olahraga perempuan.

Sejak dibuka April lalu, bar itu selalu dipenuhi pengunjung. Bahkan, pada saat akhir pekan, tak sedikit yang terpaksa mengantre untuk dapat masuk. Rata-rata, hanya seperempat dari jumlah pengunjung yang berjenis kelamin laki-laki.

Ide mendirikan Sports Bra dimulai empat tahun lalu sewaktu belasan temannya ingin menonton pertandingan kejuaraan bola basket perempuan NCAA, di sebuah sports bar dengan 32 televisi. Seorang pelayan akhirnya setuju untuk mengalihkan salah satu layar TV ke pertandingan olahraga itu. Sayangnya itu adalah layar terkecil dan terletak dipojok, seolah menggambarkan tidak berartinya pertandingan olahraga perempuan.

“Saya benar-benar ingin menciptakan bar seperti ini di kota-kota lain. Sangat penting untuk memberi orang lain pengalaman yang kita rasakan di sini. Ini benar-benar sangat ajaib,” jelasnya.

Mendirikan sports bar untuk perempuan bukan perjuangan sederhana. Nguyen terpaksa menguras tabungan, dan meminjam uang dari saudara dan sahabatnya. Ia bahkan menggelar usaha penggalangan dana. Targetnya $48.000, tapi dalam 30 hari ia bisa mengumpulkan $105.000.

Sports Bra berbeda dengan kebanyakan sports bar. Dindingnya dilapisi dengan memorabilia yang didedikasikan untuk atlet dan tim perempuan. Menu minuman dan makanan sebagian besar diperoleh dari bisnis dan perusahaan minuman milik perempuan. Dua toilet yang disediakannya netral gender.

Sports Bra tidak akan sendirian dalam waktu dekat. Di Seattle, Jen Barnes, yang telah bekerja di industri makanan selama bertahun-tahun, mengumumkan beberapa pekan lalu bahwa musim dingin ini ia berencana membuka sebuah bar yang memprioritaskan olahraga perempuan. Ia menamakannya Rough and Tumble. Berbeda dengan Nguyen, ia kebanjiran investasi.

“Saya mendapatkan banyak orang yang berniat jadi investor. Lebih banyak daripada yang pernah saya bayangkan. Ini cerminan betapa mengagumkan dan dibutuhkannya bar-bar seperti itu,” jelasnya.

Terlepas dari ambisi mereka dan keinginan banyak investor, Nguyen dan Barnes menghadapi masalah besar.

Nguyen mengatakan menemukan olahraga untuk ditampilkan di televisi merupakan sebuah tantangan. Banyak siaran olahraga perempuan umumnya tersedia di layanan streaming, sehingga secara teknis seharusnya hanya untuk penggunaan individu, bukan untuk tujuan komersial. [ab/uh]


Artikel ini bersumber dari www.voaindonesia.com.