redaksiharian.com – Badan Pangan Nasional/National Food Agency (NFA) memperkuat kerja sama dan koordinasi dengan Kementerian Perdagangan (Kemendag) untuk mempercepat pengadaan stok bawang putih di tengah dinamika ketersediaan dan harga bawang putih.

“Kita bersama-sama Kemendagterus melakukan koordinasi untuk percepatan pengadaan, seluruh dokumen telah disiapkan dan prosesnya tengah berjalan,” kata Kepala Bapanas Arief Prasetyo Adi di Jakarta, Selasa.

Bapanas, lanjutnya, secara intens terus melakukan komunikasi bersama Kemendag guna membahas progres penerbitan surat perizinan impor (SPI) bawang putih.

Di sisi lain, pihaknya melakukan perhitungan ketersediaan dan kebutuhan pangan sebagai dasar perumusan kebijakan dan penetapan kebutuhan impor.

Arief menjelaskan bahwa bawang putih merupakan salah satu komoditas pangan yang masih memerlukan tambahan pasokan dari luar negeri untuk memenuhi konsumsi domestik.

Untuk itu, kondisi harga komoditas tersebut di dalam negeri tidak terlepas dari pengaruh harga internasional ataunegara asal.

Meski saat ini harga bawang putih di China berada di atas 1.300 dolar AS per ton dan berdampak pada naiknya harga di dalam negeri, Arief meminta masyarakat tidak perlu khawatir.

Pasalnya, dengan perencanaan yang telah dilakukan, pemerintah melalui Bapanas dan kementerian/lembaga terkait memastikan ketersediaan bawang putih terjaga sepanjang tahun.

“Kita juga terus lakukan pemantauan dan penghitungan melalui Neraca Pangan Nasional. Ini sesuai arahan Bapak Presiden agar pasokan dan keseimbangan harga pangan dijaga sepanjang tahun,” ujarnya.

Berdasarkan Prognosa Neraca Pangan Nasional periode Januari-Desember 2023, kebutuhan bawang putih nasional dalam setahun sebesar 652 ribu ton, sedangkan produksi dalam negeri sekitar 18 ribu ton dan stok awal atau carry over dari tahun 2022 adalah 143 ribu ton.

Untuk menutupi kekurangannya, Bapanas melakukan perencanaan pengadaan luar negeri, sehingga diperkirakan stok bawang putih nasional pada akhir 2023 tersedia 99 ribu ton.

Walaupun masih mengandalkan pengadaan luar negeri, Arief memastikan penyerapan produksi bawang putih dalam negeri tetap menjadi prioritas.

“Seperti komoditas pokok lainnya, pastinya kita tetap prioritaskan penggunaan hasil produksi dalam negeri,”tegasnya.