redaksiharian.com – Kementerian Perhubungan (Kemenhub) buka suara terkait banyaknya jadwal penerbangan pesawat yang mengalami keterlambatan (delay). Salah satu contohnya terlambatnya jadwal penerbangan calon jemaah haji Banjarmasin kloter 4 yang diterbangkan Garuda Indonesia.

Juru Bicara Kemenhub, Adita Irawati mengungkapkan kejadian delay ini terjadi karena pasokan pesawat yang siap untuk terbang saat ini terbatas. Kondisi armada penerbangan dalam negeri belum mencapai level pada masa sebelum COVID-19.

“Jadi sekali lagi sudah disampaikan pak Menhub, supply pesawat memang belum kembali ya khususnya untuk maskapai seperti Garuda Group itu memang secara supply dalam arti jumlah aircraft atau pesawatnya memang jauh lebih kecil daripada sebelum COVID dan kondisi ini juga belum kembali seperti semula,” ujar Adita di Gedung DPR, Jakarta Pusat, Selasa (6/6/2023).

Sedangkan saat ini permintaan terbang dari masyarakat sudah mulai meningkat. Pasokan armada penerbangan yang ada tidak menampung kenaikan jumlah penumpang.

“Jadi, antara demand dan supply yang terjadi ini nggak imbang gitu. Demand penumpang sudah naik drastis sekali, sementara supply pesawatnya masih terbatas. Nah ini ada efek terhadap keterlambatan dari aspek teknis dan operasional,” ungkap Adita.

Secara teknis, Adita menjelaskan saat ini bila ada pesawat yang mengalami gangguan akan sulit mendapatkan penggantian. Pasalnya, jumlah pesawat yang ada sangat sedikit.

“Teknis ini pesawat misalnya, pesawat ada sedikit gangguan. Kalau sebelumnya zaman sebelum COVID itu bisa langsung di-backup dengan pesawat yang memang dicadangkan, sekarang kan nggak ada cadangan itu karena memang pesawatnya jumlahnya nggak cukup,” papar Adita.

“Jadi akibatnya terjadilah efek domino. Sekali ada yang delay, biasanya akan berdampak kepada penerbangan yang lain, nah ini juga yang kita lihat kecenderungannya juga seperti itu sekarang,” tutup Adita.