VOA – Hujan lebat yang mengguyur Kota Sorong, Papua Barat, pada Senin (22/8) sekitar pukul 23.30 WIT selama sepuluh jam membuat sejumlah wilayah terendam banjir dan terjadi tanah longsor. Menurut laporan Pusat Pengendalian Operasi (Pusdalops) Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB), tiga orang meninggal dunia dalam bencana alam tersebut.
“Terdapat tiga korban jiwa yang meninggal akibat rumah yang ditempatinya tertimbun longsor. Enam orang mengalami luka berat dan empat orang luka ringan,” kata Plt Kepala Pusat Data, Informasi dan Komunikasi Kebencanaan BNPB, Abdul Muhari, Kamis (25/8).
BNPB memerinci banjir dan tanah longsor terjadi di Kelurahan Pal Putih dan Tanjung Kasuari, di Kecamatan Sorong Barat. Lalu, Kelurahan Kladufu di Kecamatan Sorong Timur. Kemudian, Kelurahan Klasabi di Kecamatan Sorong Manoi. “Selanjutnya, Kelurahan Sawagumu dan Kelurahan Matalamagi di Kecamatan Sorong Utara. Kemudian, Kelurahan Malamso di Kecamatan Malaimsimsa,” ucap Muhari.
Bencana alam itu juga menyebabkan 925 kepala keluarga atau 2.500 jiwa terdampak banjir dengan ketinggian muka air bervariasi antara 30 hingga 120 sentimeter. Tercatat 2.000 jiwa mengungsi ke beberapa tempat pengungsian dan kerabat lainnya. “Sebanyak 1.025 rumah unit terendam air dan tiga rumah di antaranya mengalami rusak berat serta tiga lainnya alami rusak sedang,” sebut Muhari.
Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) mengeluarkan peringatan dini waspada potensi hujan dengan intensitas sedang hingga lebat yang dapat disertai petir dan kilat untuk wilayah Kota Sorong pada hari Kamis (25/8) hingga Jumat (26/8). BNPB mengimbau kepada seluruh pemangku kebijakan di daerah untuk melakukan langkah-langkah peningkatan pencegahan dan kewaspadaan. “Dengan tujuan melindungi masyarakat yang tinggal di lokasi-lokasi rawan bencana tanah longsor maupun banjir,” ujar Muhari.
Kapolres Sorong Kota, AKBP Johannes Kindangen, mengatakan tiga jenazah korban yang tertimbun material longsor di Kecamatan Sorong Barat dan Kelurahan Malamso, Distrik Malaimsimsa, telah dievakuasi. “Sudah dilakukan dilakukan evakuasi kemarin,” katanya kepada VOA.
Lanjut Johannes, aparat kepolisian juga telah mendirikan posko yang bekerja sama dengan Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kota Sorong dan Pemerintah Kota Sorong. Saat ini petugas gabungan masih terus melakukan penanganan bencana pascabanjir tersebut.
Selain itu dapur umum juga telah didirikan di lima titik. Petugas juga mulai menyalurkan bantuan makanan bagi para pengungsi dan membersihkan sisa material yang menutup jalan serta melakukan normalisasi daerah aliran sungai di Distrik Sorong Timur. “Saat ini sudah tidak banjir lagi. Sementara personel yang diturunkan ada 250 orang,” pungkasnya. [aa/em]
Artikel ini bersumber dari www.voaindonesia.com.