redaksiharian.com – Xi Jinping mencatatkan sejarah dengan mengamankan kekuasaannya sebagai Presiden China untuk periode ketiga. Xi juga mempromosikan beberapa sekutunya di Partai Komunis untuk memperkuat posisinya sebagai pemimpin China yang paling kuat sejak Mao Zedong.

Dilansir dari AFP, Minggu (23/10/2022), Komite Sentral Partai Komunis China memilih Xi sebagai sekretaris jenderal hingga lima tahun mendatang. Kantor berita China, Xinhua, melaporkan hal itu menegaskan bahwa China kembali ke sistem one-man rule setelah beberapa dekade berbagi kekuasaan di antara para elitnya.

“Saya ingin mengucapkan terima kasih kepada seluruh partai dengan tulus, atas kepercayaan yang telah Anda berikan kepada kami,” kata Xi kepada wartawan di Balai Besar Rakyat Beijing setelah pemungutan suara tertutup diumumkan.

Xi berjanji untuk bekerja dengan tekun guna membuktikan bahwa dirinya layak mendapat kepercayaan besar dari partai dan rakyat China.

Selain itu, Xi juga diangkat kembali sebagai Kepala Komisi Militer Pusat China.

Pria berusia 69 tahun itu sekarang dipastikan akan menjalani masa jabatan ketiga sebagai Presiden China. Hal itu akan diumumkan secara resmi pada sesi legislatif tahunan pemerintah di bulan Maret.

Penunjukannya dilakukan setelah Kongres yang dihadiri 2.300 delegasi partai mendukung “posisi inti” Xi dalam kepemimpinan dan menyetujui perombakan besar-besaran.

Kongres ke-20 itu juga memilih Komite Sentral baru yang terdiri dari sekitar 200 pejabat senior partai, yang kemudian berkumpul pada hari Minggu untuk memilih Xi dan anggota Komite Tetap lainnya — puncak kekuatan politik China. Beberapa sekutu terdekat Xi diumumkan masuk dalam Komite Tujuh.

Mantan Ketua Partai Shanghai Li Qiang, orang kepercayaan Xi, dipromosikan menduduki kursi nomor dua, membuatnya kemungkinan akan ditunjuk sebagai perdana menteri pada sesi legislatif tahunan pemerintah Maret mendatang.

Anggota lain dari Komite Tetap Tujuh yang merupakan badan pemerintahan tertinggi China adalah Zhao Leji dan Wang Huning, yang merupakan petahana, dan pendatang baru Cai Qi, Ding Xuexiang dan Li Xi.

Sejak menjadi pemimpin negara itu satu dekade lalu, Xi telah mencapai konsentrasi kekuasaan yang tiada bandingnya dengan penguasa Tiongkok modern selain Mao. Dia menghapus batas dua periode masa jabatan presiden pada 2018, yang membuka jalan baginya untuk memerintah tanpa batas waktu.

Xi juga memimpin kebangkitan China sebagai negara dengan ekonomi terbesar kedua di dunia, ekspansi militer yang besar dan posisi global yang jauh lebih agresif yang membuatnya menjadi oposisi kuat Amerika Serikat.

Meskipun kekuatannya hampir tidak terkendali, Xi menghadapi tantangan besar selama lima tahun ke depan, termasuk mengelola ekonomi negara yang dililit utang dan persaingan dengan AS yang semakin berkembang.