RedaksiHarian – Casey Stoner mengklaim bahwa awal mula petaka Honda terjadi sejak satu dekade lalu.

Di mana bertepatan dengan dirinya memutuskan pensiun dini saat masih berusia 27 tahun usai membela Honda selama dua musim.

Stoner memilih keluar dari Honda usai mempersembahkan gelar juara dunia pada musim 2011.

Pembalap asal Australia itu berani menegaskan bahwa alasan utama ia meninggalkan Honda karena mereka hanya mendengarkan masukan pengembangan motor dari Marc Marquez.

Dilansir dari Crash.net, Stoner dan Marquez siap untuk menjadi rekan setim MotoGP di Repsol Honda pada tahun 2013.

Namun, Marquez dipromosikan ke kelas utama untuk menjadi tandem Dani Pedrosa sebagai juara Moto2.

“Ini adalah alasan utama mengapa saya sendiri meninggalkan Honda,” kata Stoner kepada Gazetta.

“Kami telah mencapai titik di mana tim Marc mulai menjauh dari indikasi saya.”

“Saya mencoba memperingatkan mereka, mengatakan kepada mereka bahwa jika mereka terus hanya mengikuti perkembangan Marc, maka hanya dia yang mampu mengendarai motor itu, dan kecelakaan akan sering terjadi,” ujarnya.

“Dan saya benar, seperti yang ditunjukkan oleh hasil 2015, tetapi mereka tidak mau mendengarkan saya dan malah memutuskan untuk menyingkirkan saya,” tutur juara dunia MotoGP dua kali itu.

Ya, situasi yang diprediksi Stoner sempat terjadi pada musim 2015, di mana Marquez cukup sering terjatuh dan gagal menjadi juara dunia.

Meskipun Marquez memenangkan gelar enam kali dari tujuh musim pertamanya di kelas utama.

Namun Honda mengalami masa-masa sulit, dan motor mereka yang berada di bawah standar musim lalu.

Hingga akhirnya Marquez memutuskan untuk keluar dan pindah ke Gresini Ducati.

Menurut Stoner, masalah itu bak memakan buah simalakama, baik Honda dan Marquez sama-sama mengalami kondisi yang sama yakni kesulitan.

Stoner bahkan cukup sulit mengatakan siapa yang salah dari kinerja RC213V akhir-akhir ini, entah Marquez atau Honda.

“Saya tidak menyangka, tapi saya mengerti bahwa dia (Marquez) telah pergi ke Ducati,” kata Stoner.

“Dengan semua komponen tambahan pada motor, sangat sulit untuk memahami apakah dia (Marquez) atau Honda yang melakukan kesalahan.”

“Pergi ke Ducati berarti memahami sendiri apa yang dia hadapi dalam beberapa tahun terakhir dan melihat apakah dia juga bisa membuat perbedaan di sana.”

“Itu bukan pilihan yang buruk untuk pergi, dan saya pikir dia membiarkan pintu terbuka untuk kembali ke mereka jika ada perubahan di Honda,” ujar Stoner.

Honda juga kehilangan Alex Rins setelah hanya satu musim bersama tim satelit LCR, namun ia berhasil mempersembahkan satu-satunya untuk tim berlogo sayap tunggal itu pada GP Americas musim lalu.

“Honda telah membangun reputasi yang buruk selama bertahun-tahun, semua orang akhirnya ingin pergi,” kata Stoner.

“Mereka (Rins bersama LCR) berhasil menang dengan nyaman di Austin, jadi mengapa mereka tampil buruk hingga akhir tahun?”

“Aneh bahwa mereka sangat kurang meski mampu menang.”

“Cedera Alex Rins dan kesulitan Marquez tidak membantu,” ucap Stoner.