Wakil Presiden Ma’ruf Amin membuka secara resmi ASEAN Para Games 2022 di Solo, Jawa Tengah, Sabtu (30/7) malam. Dalam sambutannya, Ma’ruf mengatakan baginya Paragames akan selalu menjadi hal istimewa karea mengangkat kesetaraan, inspirasi dan semangat berprestasi.
“Malam ini saya sangat gembira di Stadion Manahan untuk membuka ASEAN Paragames 2022. Ini acara yang sangat istimewa bagi saya. Para Games adalah ajang istimewa karena menjadi sumber inspirasi bagi kita semua akan makna tentang kesetaraan,” jelas Wapres Ma’ruf Amin di hadapan sekitar 15 ribu penonton, atlet dan kontingen di Stadion Manahan Solo, Sabtu (30/7) malam.
Lebih lanjut Ma’ruf mengungkapkan Para Games membuktikan keterbatasan bukan halangan. Setiap atlet Para Games, imbuh Ma’ruf, akan berjuang dan berprestasi demi mengharumkan nama bangsa maupun negara masing-masing dalam ajang olahraga bergengsi tingkat Asia Tenggara ini.
Seribu lima ratus atlet dari 11 negara siap bertanding mulai 30 Juli hingga 6 Agustus mendatang di 14 cabang olahraga khusus penyandang disabilitas.
Para kontingen masing-masing negara berbaris rapi dalam pembukaan ASEAN Para Games di Stadion Manahan Solo. Masing-masing defile didampingi dua orang berbusana wayang orang sebagai ikon wisata khas kota Solo.
Pesta kembang api di penghujung prosesi acara menjadi tontonan menarik dalam pembukaan ASEAN Paragames tersebut.
Tes Antidoping
Sorotan awal atas ASEAN Paragames 2022 adalah pada tes antidoping bagi para atlet. Juru bicara Pelaksana ASEAN Paragames 2022 Indonesia INASPOC, Rima Ferdianto kepada VOA mengatakan tim Indonesia Anti-Doping Organisation (IADO) sudah terjun langsung ke lapangan. Menurut Rima, mereka akan menggelar tes antidoping secara acak pada para atlelt. Jumlah sampel yang diuji, jelas Rima, lebih dari 10 persen dari total atlet yang berlaga.
“IADO full team sudah di lokasi semua. Mereka akan melakukan tes ICT, In-Competition Testing, juga OOCT. Peserta atlet kan ada 1300an, sampel yang dites antidoping sekitar 150an atlet secara acak untuk memenuhi target sesuai aturan WADA supaya Indonesia tidak kena sanksi. Dua tes itu dilakukan secara rapi dan IADO ke Solo semua, sampel ini dikirim ke lab di Thailand. Tes acak, bisa pas mau bertanding, setelah bertanding, laga final, sebelum pengalungan medali,” jelas Rima kepada VOA, Jumat (29/7).
Lebih lanjut Rima mengungkapkan tim IADO memiliki tes standar yang ditetapkan Badan Antidoping Dunia WADA. Tes itu, imbuh Rima, menggunakan sistem berlapis.
Badan Antidoping Dunia WADA pada 2008 mengkategorikan suatu zat atau pengobatan termasuk doping jika memenuhi dua dari tiga kriteria yaitu dapat meningkatkan performa atlet, dapat menimbulkan risiko bagi kesehatan atlet, dan bertentangan dengan semangat olahraga. Selain itu, WADA juga menetapkan daftar zat terlarang dan metode pengobatan yang diterbitkan setiap tahun yang tidak boleh digunakan oleh atlet.
Beragam hukuman dapat dijatuhkan kepada atlet yang terbukti melanggar Kode Anti-Doping. Sanksi itu berupa pembatalan raihan medali atau gelar juara olahraga hingga larangan seumur hidup mengikuti kompetisi olahraga. [ys/em]
Artikel ini bersumber dari www.voaindonesia.com.