redaksiharian.comJakarta, CNBC Indonesia – Arkha Tanto Prima Group (ATPG) bekerja sama dengan TSG Group yakni PT TSG Utama Indonesia untuk menyiapkan segala kebutuhan dalam pembangunan infrastruktur yang diperlukan oleh PT TSG Utama Indonesia pada sektor usaha pertambangannya. Mulai dari tambang nikel, tambang pasir kuarsa, hingga tambang batu bara. Dalam kerja sama ini, ATPG nantinya akan menyediakan alat berat melalui anak usahanya yaitu PT Arkha Jayanti Persada Tbk (ARKA).

Direktur PT ATP Baharaja Sianipar mengatakan, sebagai penyedia pengadaan alat berat serta kegiatan pembangunan infrastruktur, pihaknya akan menyediakan kebutuhan operasional PT TSG Utama Indonesia dalam melakukan pembangunan jetty, pembangunan houling road, jalan, pembangunan infrastruktur serta seluruh kebutuhan lainnya dalam proyek tersebut.

“Beberapa waktu ini memang kita sudah sering berkomunikasi, baik secara langsung maupun virtual dengan CEO TSG Utama Indonesia. Kebutuhan awal TSG Utama Indonesia adalah alat berat, dimana kami siap memenuhi segala kebutuhan untuk operasional kegiatan awal tersebut.” kata dia dikutip dari keterangannya, Senin (12/9/2022).

Direktur Utama TSG Utama Indonesia Syaiful Idham pun membenarkan kerja sama tersebut. Di mana pihaknya telah menggandeng ATPG atas penyediaan alat berat yang dibutuhkan.

“Kami bersama dengan para pihak terkait berencana akan memulai eksplorasi pertambangan, dimulai dari wilayah Kalimantan terlebih dahulu. Tentunya setelah seluruh proses persyaratan legal dan administrasi terselesaikan. Dalam menyediakan seluruh alat berat untuk keperluan kegiatan di lapangan baik eksplorasi maupun pembangunan infrastruktur di area pertambangan kami, kami telah memilih dan akan bekerja sama dengan PT Arkha Tanto Prima,” kata dia.

Idham menyebutkan kebijakan pelarangan ekspor bijih nikel sejak 1 Januari 2020 membuahkan banyak keuntungan bagi Indonesia. Salah satunya adalah memperbesar hilirisasi komoditas nikel menjadi produk jadi sehingga mendapatkan nilai tambah ekonomi lebih besar. Begitu pula dengan komoditi batu bara, tetapi isu transportasi pada beberapa wilayah pertambangan di Indonesia menjadi konsentrasi kami, terutama tambang batu bara di wilayah kalimantan, itu juga akan menjadi konsentrasi TSG Group.

Infrastruktur di beberapa lokasi tambang tersebut akan menjadi prioritas utama nantinya, terlebih ujarnya batu bara dan nikel yang saat ini menjadi salah satu sumber daya mineral yang menjadi komiditas strategis di pasar global. Sehingga upaya TSG Group untuk mengeksplorasi tambang di wilayah Kalimantan dinilainya menjadi sebuah peluang besar di tengah meningkatnya permintaan pasar domestik dan pasar global.

“Permintaan di pasar global memang diproyeksi akan terus meningkat, namun bisnis pertambangan apapun tidak akan optimal jika tidak didukung dengan infrastruktur transportasi dari hulu ke hilir yang memadai,” jelasnya.

Seperti diketahui, berdasarkan laporan Peluang Investasi Nikel Indonesia dari Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM), jumlah izin usaha pertambangan dan operasi produksi (IUP OP) dan smelter nikel yang sudah beroperasi di Indonesia hingga 2020 mencapai 323 izin. Smelter tersebut tersebar di lima wilayah mulai dari Sulawesi, Maluku, Maluku Utara, Papua, dan Papua Barat.

Langkah TGS Global Holdings pun turut diapresiasi oleh Ketua MPR RI sekaligus Wakil Ketua Umum Partai Golkar Bambang Soesatyo. Menurut dia, berdasarkan data LPEM FEB UI, Indonesia menjadi negara kedua setelah Australia dengan sumber daya nikel terbesar di dunia, yakni 33,3 juta ton atau 11%.Sementara dalam cadangan nikel di dunia, Indonesia ada di urutan pertama dengan 21 juta ton atau 23,7%.

“Dengan berbagai kekayaan sumber daya nikel tersebut, Indonesia tetap terbuka terhadap masuknya investor dari luar negeri. Dukungan para investor menjadikan Indonesia sebagai negara yang memiliki posisi strategis dalam perdagangan sejumlah produk turunan nikel, seperti baja, stainless steel, serta bahan baku baterai kendaraan listrik yang mengutamakan penggunaan material nikel,” pungkas Bamsoet.

“Selain nikel, batu bara sangat diperlukan oleh banyak negara, mengingat dampak krisis energi yang sangat besar yang dirasakan oleh hampir seluruh negara sejak perang Rusia dan Ukraina. Banyak negara yang kembali membutuhkan pasokan batu bara guna kelanjutan pasokan energi listrik negara. Indonesia sebagai salah satu negara dengan deposit terbesar akan komoditas batu bara sangat membutuhkan fasilitas infrastruktur yang memadai, diantaranya adalah transportasi guna mencapai target penjualan baik di dalam negeri maupun di luar negeri. Oleh karenanya, TSG Group sangat berkonsentrasi pada infrastruktur moda trasportasi dari hulu ke hilir untuk kegiatan usaha pertambangan tersebut,” Penjelasan Syaiful Idham pada akhir pembicaraan dengan CNBC.

Sebagai owner PT ATP Baharaja akan lebih berkonsentrasi pada sektor bisnis infrastruktur yang akan dimulai pada akhir trimester tahun ini dengan program 5 tahun ke depan PT Arkha Tanto Prima melalui beberapa anak perusahaan dari PT Arkha Tanto Prima yang telah dipersiapkan baik di dalam negeri maupun di luar negeri. PT Arkha Tanto Prima telah menandatangani kerja sama usaha dengan sebuah perusahaan di Australia yang berbasis pada teknologi terbarukan dan telah mendapat dukungan dari beberapa Investor besar di Australia sebagai salah satu langkah awal dari Arkha Tanto Group.