redaksiharian.com – NESABAMEDIA.COM – Dalam smartphone Android banyak sekali aplikasi penunjang aktivitas yang memang benar-benar sangat berguna. Namun di antara banyaknya aplikasi tersebut, sebagian ternyata bisa sangat merugikan pemilik ponsel. Ada sejumlah aplikasi yang ternyata bisa sangat berbahaya jika dipasang di perangkat ponsel pengguna. Baru-baru ini salah satu aplikasi yang diklaim berbahaya itu adalah VivaVideo.
VPN Pro melansir sebuah laporan yang menyebutkan jika aplikasi yang telah digunakan lebih dari 100 juta orang itu, disebut-sebut sebagai aplikasi berbahaya. Pihaknya menjelaskan jika VivaVideo sebenarnya merupakan aplikasi mata-mata buatan Cina. Dugaan ini diperkuat dengan fitur perizinan yang tidak lazim untuk sebuah aplikasi video editing.
Permission atau fitur perizinan yang diminta aplikasi VivaVideo diantaranya yakni, membaca dan menulis file ke driver perangkat pengguna. Kemudian meminta izin untuk mengetahui dan melacak lokasi pengguna. Padahal jika dipahami dengan seksama, sebuah aplikasi video editing sebenarnya tidak memerlukan perizinan seperti itu.
Dari rekam jejak aplikasi tersebut, rupanya VivaVideo juga pernah terlibat dalam isu adanya susupan malware pada tahun 2017 lalu. Pihak militer India memasukkan aplikasi tersebut dalam 40 daftar aplikasi yang mencurigakan dan berbahaya untuk digunakan. Oleh karena itu, VPN Pro meminta para pengguna untuk segera menghapus aplikasi itu dari perangkat ponsel mereka.
VivaVideo sendiri merupakan sebuah aplikasi video editing yang dikembangkan oleh perusahaan Cina, QuVideo. VPN Pro merilis sejumlah aplikasi yang dicurigai sangat berbahaya hasil pengembangan QuVideo. Termasuk VivaVideo, empat yang lainnya adalah SlidePlus, Tempo, dan VivaCut.
Sementara itu tim security dari Lookout juga turut memberikan tanggapannya atas aplikasi video editing VivaVideo. Menurutnya, beragam izin yang diminta oleh sebuah aplikasi yang tidak berhubungan dengan kategori aplikasi itu, bisa berujung pada pelanggaran regulasi. Tentunya, hukum bisa diterapkan terhadap aplikasi berbahaya itu.
Jika melihat dengan kebiasaan pengguna, sebenarnya sangat disayangkan jumlah pengguna yang benar-benar aware dengan masalah perizinan sebuah aplikasi sangat sedikit sekali jumlahnya. Orang-orang banyak yang tidak memperhatikan perizinan yang diminta sebuah aplikasi sebelum melakukan penginstalan atau membagikan data-data pribadi mereka.
Padahal masalah terjamin atau tidaknya keamanan data pengguna sebenarnya bergantung pada pengguna itu sendiri. Sebagian besar kasus pelanggaran privasi disebabkan oleh kelalaian dan ketidaktahuan pengguna. [br/tn]
Pernah menjadi jurnalis dan juga Social Media Manager di Merdeka.com selama lebih dari 2 tahun, sebelum akhirnya mengerjakan sejumlah proyek website yang dioptimasi dan dimonetisasi Google Adsense.
Kini sedang aktif dalam pembuatan konten Youtube dokumenter bertema sosial serta menjadi penulis konten untuk sejumlah website.