RedaksiHarian – Acosta benar-benar mencuri perhatian dengan kecepatan yang ia tunjukkan sepanjang balapan.
Bagaimana tidak? Acosta berhasil melewati jagoan-jagoan balap di kelasnya para raja walau berstatus sebagai tim debutan.
Pertama, pembalap berusia 19 tahun itu mengasapi pembalap Red Bull KTM, Brad Binder untuk posisi keenam yang menjadi awal mula sensasinya.
Acosta tak butuh waktu lama-lama lagi untuk memberikan ancaman ke dua pembalap dua juara dunia yang berada di depannya.
Dia tak gentar beradu kecepatan dengan Marc Marquez (Gresini Racing) dan Francesco Bagnaia (Ducati Lenovo).
Acosta berhasil memberikan kesulitan terhadap Marquez dan Bagnaia.
Posisi keempat akhirnya didapat Acosta usai melewati dua juara dunia itu saat balapan tersisa lima lap.
Dewi fortuna menghampiri Acosta jelang memasuki lap terakhir ketiga pembalap yang berada di posisi kedua, Maverick Vinales (Aprilia Racing) terjatuh usai motornya mengalami masalah teknis.
Dengan hasil tersebut, Acosta berpotensi akan menjadi ancaman bagi para pesaingnya dan tentunya pembalap yang akan diperhitungkan.
Marc Marquez bahkan sudah beberapa kali mengatakan tentang Acosta yang akan sangat berbahaya.
“Anda bisa melihat Pedro yang mengendarai motor dengan naluri tersebut. Tanpa rasa takut,” kata Marquez usai GP Portugal kepada MotoGP.com.
“Ia hanya memacu motornya dan tak peduli apapun yang terjadi, dan hari ini ia melakukan balapan yang luar biasa dan ia mengendarainya dengan cara yang sangat baik.”
“Jadi ya, sangat mengesankan.”
“Tapi saya sudah katakan sebelum Qatar, dia akan menjadi salah satu nama yang diperhitungkan di masa depan, tapi juga saat ini,” ujar Marquez.
Sementara itu, Brad Binder juga harus mengakui Acosta yang menyalipnya dengan luar biasa.
“Ketika Anda melihat Pedro berkendara seperti itu, Anda akan menyadari betapa hebatnya dia. Itu adalah caranya mengendalikan motor.”
“Ia mengambil banyak kecepatan di tikungan dan kemudian mengatur motornya dengan sangat baik.”
“Saya harus angkat topi, ia benar-benar tampil hebat dan ia layak mendapatkan podium,” ujar Binder.
Pembalap asal Afrika Selatan itu kemudian mengingat masa dirinya saat berstatus pembalap debutan pada musim 2020.
Di mana ia berhasil meraih kemenangan pada seri MotoGP Ceko di Sirkuit Brno.
“Saya mengalami masalah pada tes pertama. Saya pikir saya sangat cepat pada balapan pertama – tetapi kemudian saya sering terjatuh,” ucapnya sambil tertawa.
“Saya masih ingat: Saya pikir saya bisa terbang, terus-menerus mengungguli orang-orang dan melakukan hal-hal lucu,” ujarnya.
“Anda kemudian menyadari bahwa mereka menggunakan ban dengan mudah atau melakukan hal lain.”
“Hanya saja, semua kejutan ini akan Anda alami di sepanjang jalan. Pokoknya, sangat menyenangkan bisa membalap bersama orang-orang yang selalu Anda kagumi.”
“Saya menyukainya, itu sangat keren! Tapi saya juga berpikir bahwa sekarang ini lebih sulit dibandingkan dengan zaman saya dulu. Ini benar-benar sebuah petualangan, itu sudah pasti!” ujarnya.
Meski diasapi pembalap tim satelit sendiri, Binder senang dengan kehadiran Acosta yang akan mendorong pembalap KTM lainnya untuk meraih hasil maksimal.
“Saya selalu memiliki rekan-rekan setim yang baik dalam karier saya yang benar-benar mendorong saya,” imbuh Binder.
“Anda bisa melihatnya sebagai keberuntungan atau beban, tetapi saya selalu melihatnya sebagai hal yang positif.”
“Saya pikir kami benar-benar bisa tancap gas bersama (dengan Acosta) dan mencoba membawa seluruh proyek ini ke depannya dengan baik,” ujar Binder.