RedaksiHarian – Evan Holyfield sempat mengalami momen memilukan saat menjalani duel tinju di kelas menengah ringan pada 14 Mei 2022 lalu.
Dia saat itu yang berusia 24 tahun memiliki rekor mentereng sebagai seorang petinju pemula di pentas profesional dunia.
Bagaimana tidak? Evan selalu meraih kemenangan dalam sembilan pertarungan sejak menjalani debutnya pada tahun 2019.
Tetapi, duel melawan Jurmain McDonald akan menjadi duel yang akan selalu dikenang oleh petinju berjuluk Yung Holy tersebut.
Berlaga di KIA Forum, California, Amerika Serikat, berakhir tragis bagi Evan yang mengejar kemenangan ke-10 di arena segi empat.
Sebagai penantang Evan Holyfield, McDonald datang ke pertandingan tersebut dengan rekor yang tidak begitu gemilang.
The Shocker saat itu merupakan petinju medioker dengan yang sudah menjalani 11 pertarungan dengan enam kemenangan dan lima kekalahan.
McDonald semakin layak menjadi underdog dengan latar berlakang keseharian yang dia miliki dengan menjadi pekerja serabutan.
Untuk mencukupi kebutuhan hariannya, dia bekerja sebagai tukang listrik yang membuatnya tidak begitu fokus mendalami dunia tinju.
Akan tetapi, hal itu tidak cukup menghentikannya untuk tampil garang dan meraih kemenangan atas anak dari Evander Holyfield tersebut.
Hanya dalam dua ronde saja, McDonald mampu melancarkan pukulan dengan tangan kanannya yang cukup menghempaskan Evan ke kanvas.
Kelengan Evan Holyfield di mana defendnya yang tak sempurna membuatnya tak bisa berbuat banyak untuk mengantisipasi serangan itu.
Evan yang tersungkur berupaya untuk berdiri dan melanjutkan pertarungan lagi akan tetapi wasit memutuskan hal lain untuk memberinya kekalahan perdana.
Akibat pukulan itu, dia dinilai tidak berada dalam kondisi yang layak untuk melanjutkan pertarungan hingga tuntas.
Tentunya hal ini membuat Evan tidak senang terlebih dengan pukulan telak yang didaratkan pekerja serabutan tersebut.
Pada akhirnya, dia pun legawa karena secara realistis dia tidak bisa melanjutkan pertandingan tersebut.
Dengan kemenangan dari laga ini, McDonald mendapatkan bayaran sebesar lebih dari 7 ribu dolar AS atau setara 116 juta Rupiah.
Sedangkan Evan Holyfield mendapatkan bayaran lebih tinggi yakni 13 ribu dolar AS atau senilai 201 juta rupiah meski kalah.
Dia bahkan tidak sungkan meminta saran kepada sang ayah untuk bisa bangkit dari keterpurukan di pertandingan berikutnya.