redaksiharian.com

    4SHARES

Anak Memegang Alquran/ Foto: Shutterstock

Dream – Alquran merupakan pedoman hidup utama bagi seluruh umat muslim di dunia. Wajib bagi tiap muslim untuk membaca, mempelajari dan mengamalkannya. Sejak dini anak-anak juga sebaiknya mulai didekatkan dengan Alquran dengan membacakan ayat-ayat suci, di dekat mereka.

Saat anak sudah cukup umur, bisa dikenalkan dengan huruf hijaiyah, menulis dan seterusnya hingga bisa membaca Alquran. Lalu bagaimana jika anak-anak ingin menyentuh dan memegangnya tanpa wudu dan suci dari hadas?

Dikutip dari NU Online, pada anak-anak yang sudah mulai pada fase usia belajar (tamyiz), memegang Alquran dengan tanpa mempunyai wudu menurut pendapat pertama yaitu yang lebih shahih, hukumnya diperbolehkan asalkan mereka menyentuh atau membawa Alquran tersebut dengan tujuan untuk belajar. Bukan untuk membacanya sebagai ibadah sebagaimana orang dewasa saat mengaji.

Kebolehan menyentuh dengan hadas tersebut hanya berlaku bagi anak-anak yang cukup umur. Hal ini disebabkan susahnya menjaga mereka untuk melanggengkan wudu secara total.

Adapun anak yang masih terlalu kecil, belum bisa mengenali huruf, belum fase belajar Alquran, umur satu tahun misalnya, mereka baru hanya murni menyentuh saja, belum bisa belajar, hukumnya tidak boleh. Begitu pula bagi anak-anak yang sudah baligh.

Misalnya baru kelas 4 SD, umurnya 10 tahun, namun sudah baligh dia sudah tidak boleh lagi menyentuh Alquran dengan tanpa wudlu. Bila ada orang dewasa yang melihat harus melarang. Jadi yang diperbolehkan menyentuh adalah anak tamyiz namun belum baligh.

Pendapat kedua menyatakan haram menyentuh secara mutlak.

© NU Online

Artinya, “ Pendapat yang lebih shahîh, sesungguhnya anak kecil yang mempunyai hadats tidak dilarang menyentuh mushaf dan kayu (hiasan dinding yang ada tulisan Al-Qur’an) serta membawanya karena merupakan kebutuhan dia untuk mempelajarinya dan sulitnya menjaga mereka untuk selalu dalam keadaan suci. Pendapat kedua, wali atau pendidik harus melarang jika melihat anak menyentuh Al-Quran atau membawanya tanpa keadaan suci,” (Lihat Qulyubi dan Umairah, Hâsyiyah Qulyubi wa Umairah, [Beirut, Dârul Fikr: 1995), juz I, halaman 41-42).

Hal senada juga dikatakan Imam Nawawi Al-Jawi dalam Kitab Nihayatuz Zain dan Abu Bakar bin Muhammad Syatha Ad-Dimyati dalam tulisannya I’anatuth Thâlibîn. Penjelasan selengkapnya baca di sini.

Masuk ke Surga, Rasulullah Kaget Bertemu Seorang Ibu

Dream – Sebagai utusan Allah SWT di muka bumi, menjadi Nabi terakhir dan mengajarkan begitu banyak kebaikan pada umatnya, Rasulullah SAW kelak jadi orang pertama yang masuk surga. Rupanya dari sebuah riwayat, saat Nabi Muhammad berada tepat di depan pintu surga, beliau bertemu seorang perempuan.

Dikutip dari BincangMuslimah, Rasulullah sangat kaget. Abu Hurairah Abdurrahman Sakhr meriwayatkan hadis ini:

© Bincang Muslimah

Artinya: Rasulullah saw bersabda, Aku adalah orang yang pertama kali masuk surga, namun tiba-tiba ada seorang ibu yang menyalipku. Lalu aku bertanya padanya “ Kenapa kamu begitu, dan siapa kamu?”. Ibu tersebut menjawab “ aku adalah ibu yang mengurus anak yatim yang ditinggalkan suamiku. (No. 3842)

Hadis ini statusnya Hasan (Imam al-Mundziri, Al-Targhib wa al-Tarhib Juz 3 Hal. 236). Dengan redaksi yang mirip, Al-Hafidz Ibnu Hajar al-Asqalani meriwayatkannya dalam Fath al-Bari. Beliau menuliskan;

© Bincang Muslimah

Keutamaan Mengurus Anak Yatim karena Allah SWT

Abu ya’la mentakhrij hadis yang diriwayatkan oleh Abu Hurairah dengan status hadis marfu’. Diriwayatkan bahwasanya Rasulullah SAW bersabda “ Aku adalah orang yang pertama kali masuk surga, namun tiba-tiba ada seorang ibu yang mendahuluiku. Lalu aku bertanya padanya “ Kenapa kamu begitu, dan siapa kamu?”. Perempuan tersebut menjawab ” aku adalah ibu-ibu yang mengurus anak yatim yang ditinggalkan suamiku” .

Menurut Ibnu Hajar, maksud dari tubadiruni (mendahului) ialah ia masuk bersama Rasulullah SAW atau ia masuk setelah Rasulullah SAW” (Fath al-Bari fi Syarh Sahih al-Bukhari Juz 10 Hal. 436)

Untuk itu, para ibu yang menjadi orangtua tunggal dan mengurus anak yatim karena Allah SWT, keutamaannya besar sekali. Mereka akan masuk surga dan dekat dengan Rasulullah.

Penjelasan selengkapnya baca di BincangMuslimah.