redaksiharian.com – NESABAMEDIA.COM – Pada saat merilis Windows 10, tidak lama setelahnya Microsoft mengumumkan laporan seberapa besar dan cepat tingkat adopsi para pengguna Windows 7 dan 8 ke sistem operasi yang baru. Namun Microsoft tidak mengulangi strategi itu pada saat meluncurkan Windows 11, yang membuat banyak orang bergantung pada pihak ketiga, untuk bisa melihat seberapa cepat tingkat adopsi tersebut.
Salah satunya adalah dengan menganalisa data survey perangkat keras dan lunak yang dilakukan oleh Steam, kemudian membandingkannya dengan tingkat adopsi Windows 10 setelah dirilis. Data tersebut sayangnya tidak sempurna, terlebih pengguna Steam harus secara sukarela mengirimkan data perangkat mereka. Akan tetapi perbedaannya cukup besar, yang bisa dijadikan acuan untuk menarik beberapa kesimpulan.
Windows 11 dirilis ke pengguna publik pada bulan Oktober 2021, dan Windows 10 dirilis pada bulan Juli 2015. Pada kasus ini, digunakan data internet Wayback Machine, untuk menggali seperti apa data pada kurun waktu tujuh bulan setelah kedua sistem operasi itu dirilis, termasuk satu bulan tepat sebelum itu dirilis.
Yang disorot di sini adalah pengguna Steam bermigrasi ke Windows 11, 50% lebih lambat dari ketika mereka berpindah ke Windows 10. Enam bulan setelah perilisan, Windows 10 dijalankan oleh 31% dari semua perangkat komputer yang memakai Steam, atau 1 dari setiap 3 perangkat. Pada bulan Maret 2022, Windows 11 hanya digunakan oleh 17% perangkat yang menggunakan Steam, atau 1 dari setiap 6.
Dengan demikian, ¾ dari semua perangkat yang menjalankan Steam di tahun 2022, masih berbasis sistem operasi Windows 10.
Sangat mudah untuk kemudian menafsirkan bahwa data tersebut bisa berarti bahwa Windows 11 memang menimbulkan kontroversi dengan persyaratan sistem berorientasi keamanan yang terlalu ketat.
Setidaknya, alasan mengapa adopsi sistem operasi baru itu begitu lambat disebabkan oleh persyaratan sistem tersebut. Banyak perangkat PC yang disurvei oleh Steam, tidak memungkinkan untuk memasang Windows 11.
Itu kemungkinan karena pengguna memiliki perangkat lama yang tidak didukung, atau memiliki satu atau lebih fitur keamanan yang diperlukan tidak aktif. Secure Boot dan modul TPM sering dimatikan secara default pada motherboard baru selama bertahun-tahun.
Di sisi lain, perlu dicatat juga bahwa Microsoft tidak berupaya mendorong adopsi Windows 11 seperti pada Windows 10. Mengingat sebelumnya ada beberapa masalah dengan pembaruan layanan Windows 10, yang membuat Microsoft memutuskan untuk mengirimkan pembaruan menjadi lebih metodik.
Mereka memulai pembaruan pada sedikit PC terlebih dahulu, dan kemudian meningkatkan ketersediaan secara bertahap, setelah masalah telah ditemukan dan diperbaiki.
EDITOR: MUCHAMMAD ZAKARIA
Pernah menjadi jurnalis dan juga Social Media Manager di Merdeka.com selama lebih dari 2 tahun, sebelum akhirnya mengerjakan sejumlah proyek website yang dioptimasi dan dimonetisasi Google Adsense.
Kini sedang aktif dalam pembuatan konten Youtube dokumenter bertema sosial serta menjadi penulis konten untuk sejumlah website.