RedaksiHarian – Islam Makhachev telah menjatuhkan piliah kepada Dustin Poirier untuk mempertahankan sabuk juaranya di kelas ringan UFC.
Dustin Porier sendiri baru saja mengakhiri tren buruk ketika tampil dalam hajatan UFC 299 menghadapi Benoit Saint Denis.
Kemenangan tersebut didapatkan The Diamond melalui KO saat pertandingan memasuki ronde kedua.
Siapa sangka, kemenangan Poirier tersebut membuat Makhachev kepincut untuk menjadikan dia lawan untuk pertarungan berikutnya.
Jagoan asal Dagestan, Rusia itu sejatinya tidak ingin memberikan kesempatan ini kepada Poirier karena dinilai belum pantas.
Akan tetapi, pilihan tetap dijatuhkan kepada petarung Amerika Serikat tersebut karena tidak ada nama yang siap melawan Makhachev.
Di sisi lain, Makhachev sudah mencanangkan target untuk bisa berlaga di arena oktagon sebanyak tiga kali pada tahun ini.
“Saya tahu Dustin Poirier tidak pantas mendapatkan laga perebutan gelar, tapi kami tidak memiliki opsi lain sekarang,” ucap Makhachev.
“Semua orang sibuk, saya ingin bertarung, saya ingin bertarung tiga kali tahun ini,” imbuhnya, dilansir dari laman BJPENN.
Meski sedang miskin opsi lawan, Makhachev juga memilik alasan lain mau bertanding adu kuat melawan Poirier.
Menurutnya, Poirier layak mendapatkan peluang menjalani laga perebutan gelar juara karena dia sedang berada dalam kondisi prima.
Selain itu, saat ini Poirier sedang berada dalam status bebas dengan tidak terikat oleh jadwal melawan siapa pun.
Kemenangan dalam pertarungan terakhir kian memantapkan Makhachev untuk menjatuhkan pilihan kepada petarung berusia 35 tahun tersebut.
“Saya harus menyebut seseorang, dan Poirier bebas sekarang, dia menunjukkan performa mengesankan dan menorehkan KO cantik,” ucap Makhachev.
“Dia tidak terikat jadwal sekarang, dia bugar dan saya ingin menghadapinya di bulan Juni nanti.”
“Tidak seorang pun yang siap, mungkin seseorang akan siap, tapi saya harus berlaga.”
“Saya tidak peduli, saya bugar sekarang, saya berlatih setiap hari dan saya membutuhkan lawan.”
“Dia mengalahkan banyak petarung papan atas, dia legenda, sebuah laga melawannya menjadi hal bagus untuk saya, untuk sejarah dan segalanya.”
“Dia legenda, dia banyak menumbangkan lawan-lawan sulit, dia seorang musuh yang sulit, dia memiliki guillotine yang bagus,” imbuhnya.