RedaksiHarian – Jaume Masia melalui berbagai pahit manis dalam kelas motor paling ringan dalam ajang balap motor paling bergengsi di dunia.
Tampil selama enam musim penuh beruntun sejak debutnya pada 2018, Masia kenyang dengan asam garam dalam menggeluti kelas Moto3.
Kesuksesannya pada musim lalu pun menobatkan dia sebagai rider tertua kedua yang mampu jadi juara dunia di kelas Moto3 dengan usia 23 tahun 19 hari.
Pembalap kelahiran Algemasi, Valencia, Spanyol tersebut akan segera menyambut petulangan anyar di kelas Moto2 pada musim 2024.
Masia sangat antusias dalam menyambut musim barunya. Rupanya, Masia sudah sangat muak dengan kelas Moto3.
Hal-hal yang dia benci dari kelas Moto3 merujuk pada persaingan yang sulit ditebak dan keras. Kemampuan berkendara tak cukup untuk membawa pembalap menuju podium teratas.
Balapan Moto3 kerap diwarnai dengan persaingan yang sengit dari start hingga finis. Podium pun sering ditentukan dengan manuver di beberapa meter terakhir.
Selain itu, rombongan pembalap yang besar dan rapat sering membuat deg-degan.
Belum lagi soal ‘tradisi’ towing alias membuntuti pembalap lain untuk mencari slipstream demi meningkatkan kecepatan.
Saking besarnya pengaruh slipstream di Moto3, beberapa pembalap bahkan tak segan memakai cara yang tidak terlihat elok hingga berbahaya.
Penalti turun posisi start karena membahayakan lawan dalam berebut towing di latihan bebas atau kualifikasi pun menjadi pemandangan rutin di hampir setiap seri.
Manuver lain ala Moto3 yang bikin garuk-garuk kepala adalah sengaja memelankan motor jelang tikungan untuk berebut slipstream saat adu akselerasi di lintasan lurus.
“Sulit untuk mengatur balapannya, bahkan jika Anda bekerja keras dan melakukannya sendirian.”
“Pada akhirnya, saya lelah dengan hal-hal seperti towing, rombongan yang besar, dan fakta bahwa seseorang yang start paling terakhir bisa menang,” tandasnya.
Bergabung dengan Pertamina Mandalika SAG Team, Masia mendapatkan promosi ke Moto2 bersama lima pembalap lainnya.
Mereka adalah Ayumu Sasaki (Correos Prepago Yamaha VR46), Deniz Oencue (Red Bull KTM Ajo), Diogo Moreira (Italtras), Xavier Artigas (Forward).
Rider asal Indonesia yaitu Mario Aji juga naik ke kelas Moto2 bersama Honda Team Asia.
Masia bersyukur bisa meneken kontrak lebih awal. Kepindahannya ke Pertamina Mandalika SAG diumumkan pada bulan Agustus, atau ketika paruh musim.
Masia juga tak lupa berterima kasih kepada tim Leopard Racing yang membantunya mengatasi kelelahan mental selama berjuang di Moto3 sepanjang musim terakhirnya.
Berkat kekeluargaan di tim yang pernah diperkuat pembalap sekaliber Joan Mir, Fabio Quartararo, dan Miguel Oliveira tersebut, Masia berhasil melewati ujian besar.
Tekanan mental sempat dihadapi Masia karena sempat mengalami paceklik kemenangan dalam tujuh balapan pertama.
“Mereka banyak bekerja pada sisi mental. Mereka punya anggaran sebesar tim MotoGP, tapi tampil di Moto3. Bagi saya, itulah yang membuat perbedaan,” kata Masia.
“Mekanik saya, di setiap menuju sesi latihan, datang untuk terus mengingatkan saya bahwa saya adalah pembalap terbaik di paddock.
“Dia bilang ‘Anda yang terbaik, ingat siapa Anda’. Mereka seperti keluarga kedua,” imbuh sang juara yang sayangnya meraih sukses dengan diiringi kontroversi.