redaksiharian.com – Huawei Technologies Co., brand smartphone yang bisnisnya begitu terpukul setelah mendapatkan sanksi dari pemerintah Amerika Serikat, berencana untuk bekerjasama pengelolaan lisensi atas beberapa desain perangkat mereka ke pihak ketiga. Langkah tersebut diambil agar mereka bisa tetap mendapatkan akses ke komponen penting, sebagai bahan baku produksi mereka.
Huawei mempertimbangkan melisensikan desain perangkat produksi mereka ke perusahaan asal Cina bernama China Postal and Telecommunications Appliances Co., atau PTAC, yang kemudian akan memiliki akses membeli komponen, meski Huawei berada di bawah sanksi.
Menurut sumber yang diterima nesabamedia.com, salah satu unit yang bernama Xnova itu telah dipasarkan ke sejumlah situs e-commerce, di mana itu pada dasarnya adalah smartphone Nova buatan Huawei. Kerjasama itu nantinya juga akan memasarkan perangkat lain di bawah lisensi PTAC, namun keseluruhan desain dibuat oleh Huawei.
Produsen peralatan telekomunikasi asal Cina lainnya, yakni TD Tech juga dikabarkan akan memasarkan beberapa smartphone buatan Huawei, dengan brand mereka sendiri. Kerjasama ini bisa saja berubah sewaktu-waktu, karena negosiasi saat ini masih dilakukan secara intensif oleh kedua belah pihak.
Strategi ini mungkin yang terbaik yang bisa diambil Huawei, mengingat sanksi dagang yang dikeluarkan pemerintah Amerika Serikat, telah melucuti akses perusahaan untuk bisa mendapatkan chipset dari pabrikan Taiwan Semiconductor Manufacturing (TSMC) dan juga Qualcomm. Sejak terkena sanksi itu, penjualan Huawei merosot sangat drastis secara berturut-turut selama empat bulan.
Bahkan mereka juga sampai harus menjual sub-brand mereka yang bernama Honor ke sebuah konsorsium asal Shenzhen, Cina, setahun yang lalu, agar bisnis Honor bisa terbebas dari sanksi dagang Amerika. Honor pun kini bisa mendapatkan akses untuk membeli komponen dari pemasok seperti Qualcomm. Keberhasilan dengan Honor, membuat Huawei pun semakin gencar untuk mencari kerjasama lainnya, agar bisnis konsumen mereka tetap bisa eksis.
Para teknisi dan ilmuwan Huawei juga mulai mendesain ulang sirkuit dari beberapa smartphone yang sebelumnya ditenagai oleh chipset HiSilicon buatan perusahaan, sehingga bisa beradaptasi dengan prosesor buatan Qualcomm ataupun MediaTek.
Huawei berharap, kerjasama tersebut bisa menjadikan penjualan smartphone mereka kembali meningkat, dan mereka pun telah menargetkan pengiriman sebanyak 30 juta unit smartphone tahun depan.
Pernah menjadi jurnalis dan juga Social Media Manager di Merdeka.com selama lebih dari 2 tahun, sebelum akhirnya mengerjakan sejumlah proyek website yang dioptimasi dan dimonetisasi Google Adsense.
Kini sedang aktif dalam pembuatan konten Youtube dokumenter bertema sosial serta menjadi penulis konten untuk sejumlah website.