redaksiharian.com – Airbus menandatangani perjanjian kerja sama atau Memorandum of Understanding (MoU) dengan PT Dirgantara Indonesia ( PTDI ), untuk menjajaki kerja sama produksi komponen aerostruktur helikopter dan pesawat militer PTDI.

MoU ini ditandatangani di sela-sela acara G20 Development Working Group yang diadakan di Belitung, Indonesia.

Mewakili Airbus adalah Head of Asia-Pacific for Airbus Defence and Space, Johan Pelissier, dan Head of Asia-Pacific for Airbus Helicopters, Vincent Dubrule. Sementara PTDI diwakilkan oleh Gita Amperiawan selaku Direktur Utama.

MoU ini akan menaungi kerja sama antara Airbus Defence and Space dan Airbus Helicopters dengan PT DI dalam mengembangkan bisnis produksi komponen aerostruktur.

Kedua pihak akan mengembangkan peta jalan strategis yang mengedepankan daya saing masing-masing dan dukungannya untuk ekosistem penerbangan di Indonesia.

Airbus akan mendukung PTDI di bidang yang berkaitan dengan perencanaan sumber daya dan jadwal, serta dukungan teknis dan manajemen.

“Dengan menggabungkan kompetensi industri masing-masing, kami yakin MoU ini akan mempertahankan dan memperkuat kerja sama strategis PTDI dan Airbus yang telah terjalin sejak lama,” ujar Direktur Utama PTDI, Gita Amperiawan.

President Airbus Asia-Pacific, Anand Stanley mengatakan bahwa Airbus dan PTDI telah menjalin hubungan kerja sama yang panjang sejak tahun 1976 yang dimulai dengan lisensi untuk memproduksi pesawat taktis NC212 dan helikopter NBO-105.

MoU yang ditandatangani hari ini adalah perpanjangan dari kemitraan yang telah terjalin selama 40 tahun serta akan mencakup berbagai jenis manufaktur dan keahlian teknik yang lebih luas.

“Airbus berkomitmen untuk mempertahankan posisinya sebagai mitra terbesar Indonesia dalam industri penerbangan dan kami berharap dapat terus meningkatkan hubungan kerja sama dengan PTDI,” kata Stanley dalam keterangan tertulis yang diterima KompasTekno, Kamis (8/9/2022).

Penandatanganan MoU ini juga disaksikan oleh Menteri Perencanaan Pembangunan Nasional Suharso Monoarfa dan Menteri Negara Pembangunan dan Kemitraan Internasional Perancis, Chrysoula Zacharopoulou.