redaksiharian.com – Presiden (Pilpres) 2024 masih sekitar sembilan bulan ke depan. Namun, aura persaingan dan rebutan dukungan sudah mulai dilakukan. Beragam cara dilakukan guna meningkatkan popularitas dan elektabilitas jelang pemilihan.
Sejumlah tokoh digadang-gadang bakal maju dan berkompetisi di Pilpres 2024. Prabowo Subianto, Ganjar Pranowo, dan Anies Baswedan adalah tiga nama yang dikabarkan bakal maju dan berlaga di pilpres pada Februari 2024 nanti.
Tiga nama itu selalu mendominasi dan menduduki papan atas survei terkait popularitas dan elektabilitas. Hasil survei Litbang Kompas pada 29 April-10 Mei 2023 menunjukkan, elektabilitas Prabowo sebagai calon presiden (capres) mencapai 24,5 persen. Sementara elektabilitas Ganjar Pranowo 22,8 persen. Dengan hasil ini, Prabowo kembali ke puncak setelah sempat disalip Ganjar Pranowo.
Sementara itu, elektabilitas Anies Baswedan sebesar 13,6 persen.
Head to Head
Elektabilitas Prabowo meningkat signifikan, yaitu 6,4 persen, dari sebelumnya 18,1 persen pada Januari 2023 dan menjadikan elektabilitasnya berada di posisi teratas. Ini merupakan kali pertama Prabowo berada di posisi puncak elektabilitas capres versi Litbang Kompas sejak Oktober 2022.
Pada survei bulan Oktober 2022 dan Januari 2023, elektabilitas Prabowo berada di bawah Ganjar. Jika merujuk hasil survei Litbang Kompas, Prabowo juga elektabilitasnya lebih tinggi jika head to head diadu dengan Ganjar Pranowo atau melawan Anies Baswedan.
Jika diadu dengan Ganjar Pranowo, Prabowo didukung oleh 51,1 persen responden. Sementara Ganjar sekitar 48,9 persen. Sementara jika melawan Anies Baswedan, Prabowo didukung oleh 62 persen responden. Sedangkan Anies hanya memperoleh dukungan dari 38 persen responden.
Tak hanya Litbang Kompas. Survei yang digelar LSI Denny JA dan Indikator Politik Indonesia juga menempatkan Prabowo Subianto dalam posisi teratas. Hasil survei yang dilakukan Indikator Politik Indonesia pada 11-17 April 2023 menunjukkan tingkat elektabilitas Prabowo secara head to head lebih tinggi dibanding Ganjar Pranowo dan Anies Baswedan.
Berdasarkan hasil survei, jika Prabowo melawan Anies Baswedan, elektabilitas Prabowo berada di angka 49,3 persen berbanding 33,7 persen. Sementara jika dihadapkan dengan Ganjar, Prabowo juga lebih tinggi dengan elektabilitas 46,8 persen dibandingkan 40,0 persen.
Hasil survei Lembaga Survei Indonesia (LSI) juga menunjukkan, Prabowo Subianto angkanya lebih tinggi dalam berbagai simulasi dua putaran pemilihan presiden (pilpres). Jika melawan Anies Baswedan survei LSI menunjukkan bahwa Prabowo yang menang dengan elektabilitas mencapai 51,7 persen. Sementara jika diadu dengan Ganjar Pranowo, survei LSI menunjukkan, Prabowo juga menang dengan elektabilitas sebesar 49,2 persen, sedangkan Ganjar 39,7 persen.
U – 20 dan Jokowi Effect
Keberhasilan Prabowo kembali ke posisi puncak tak lepas dari turunnya elektabilitas Ganjar Pranowo. Pernyataan Ganjar yang menolak kedatangan tim sepak bola Israel bermain di Piala Dunia U-20 dituding sebagai penyebab melorotnya elektabilitas gubernur Jawa Tengah ini.
Apalagi, pernyataan ini dianggap menyebabkan Indonesia gagal menjadi tuan rumah gelaran sepak bola internasional ini. Pendukung sepak bola di Indonesia yang jumlahnya bisa mencapai puluhan juta sangat kecewa dan mengalihkan suaranya kepada calon lain termasuk Prabowo Subianto.
Berdasarkan survei, pemilih yang mengaku memilih Ganjar sebelum kasus tersebut mencuat, kini hanya 63 persen yang tetap mendukung Gubernur Jawa Tengah ini. Sementara sebanyak 12,5 persen suara disebut lari ke Prabowo. Sedangkan sisanya lari ke calon lain atau abstain.
Selain menurunnya elektabilitas Ganjar, naiknya elektabilitas Prabowo Subianto juga disinyalir terjadi karena faktor efek Jokowi atau Jokowi Effect. Menurut sejumlah pengamat, Presiden Jokowi dianggap cukup masif dan intensif mempromosikan Prabowo sehingga membuat elektabilitas Menteri Pertahanan ini naik signifikan.
Kedekatan Jokowi dengan Prabowo di berbagai kesempatan diduga juga membuat para pendukung Jokowi yang semula ke Ganjar mengalihkan dukungan. Apalagi belakangan, ada kabar jika hubungan antara Jokowi dengan Ketua Umum PDI Perjuangan Megawati Soekarnoputri tengah renggang.
Mengapa elektabilitas Prabowo naik tajam dan Ganjar ketinggalan? Benarkah Jokowi memiliki peran besar terkait melonjak dan melorotnya elektabilitas para kandidat ini? Lalu bagaimana nasib Anies Baswedan yang elektabilitasnya dianggap stagnan?
Saksikan pembahasannya dalam talkshow Satu Meja The Forum, Rabu (24/5/2023) di Kompas TV mulai pukul 20.30 WIB.