redaksiharian.com – Penerapan sistem pembayaran tol nirsentuh (multi lane free flow/ MLFF ) di Indonesia menemui kendala setelah uji coba di Bali batal dilakukan 1 Juli 2023.
Direktur Utama PT Roatex Indonesia Toll System (RITS) Musfihin Dahlan mengatakan, saat ini terjadi perbedaan pendapat antara Roatex Indonesia dengan induk usaha yang ada di Hungaria dan kontraktor asal Hungaria. Hal inilah yang membuat uji coba MLFF di Bali tidak dapat dilakukan pada 1 Juni 2023.
Mulanya kedua belah pihak sepakat sistem MLFF yang diterapkan di Indonesia akan menyesuaikan dengan kondisi Indonesia dan teknologi MLFF tidak menyebabkan badan usaha jalan tol (BUJT) kehilangan pendapatannya sepersen pun.
Namun karena terjadi perubahan manajemen perusahaan, pihak Hungaria memutuskan untuk melakukan di luar kesepakatan awal tersebut.
Hungaria bersikukuh agar sistem dan teknologi MLFF yang akan diadopsi di Indonesia haruslah sama persis dengan yang sudah diterapkan di Hungaria sejak 2013.
Namun Indonesia menolak keputusan tersebut lantaran tidak sesuai dengan kesepakatan awal.
Terlebih teknologi MLFF yang dibuat Hungaria saat ini hanya mampu menangkap 80 persen kendaraan yang melintas sehingga dikhawatirkan 20 persen sisanya dapat menimbulkan kerugian bagi BUJT.
Sedangkan Hungaria menganggap masalah kerugian itu bisa diatasi melalui kepolisian. Pasalnya di Hungaria, saat terjadi pelanggaran pembayaran tol dapat diurus oleh kepolisian.
Namun hal ini dinilai Roatex Indonesia tidak menjawab permasalahan kerugian yang ditimbulkan sistem MLFF kepada BUJT. Menurutnya, Hungaria tidak memahami kondisi ini karena di negara tersebut pembayaran jalan tol ditanggung oleh pemerintah bukan swasta atau BUJT.
“Jadi ini ada perbedaan visi ini yang sejak Agustus lalu kami sudah mencoba mencari solusi ternyata sampai detik ini tidak bisa (mencapai kata sepakat),” ujarnya saat konferensi pers di kantornya, Jakarta, Selasa (30/5/2023).
Hingga kini perdebatan tersebut masih terus terjadi. Hal ini membuat kejelasan penerapan sistem MLFF di Indonesia menjadi abu-abu.
“Sampai kapan kita tunda? Saya kira ini akan tertunda selama antara Hungaria dan Indonesia tidak satu visi,” ucapnya.
“Kawan-kawan Hungaria harus memahami situasi, lingkungan, perilaku, daripada masyarakat Indonesia tidak bisa disamakan dengan di Eropa yang memang semua sudah tertib. Di kita masih banyak pengemudi yang pelat nomornya bisa diumpetin, dan lain-lain, ini contoh perilaku yang belum bisa kita ikuti. Ini kan tidak bisa kita abaikan perilaku itu,” jelasnya.
Oleh karenanya, Musfihin tidak dapat memastikan kelanjutan proyek MLFF dengan Hungaria. Meskipun dia berharap pemerintah dapat mewujudkan MLFF dapat diterapkan di Indonesia walaupun dengan cara lain.
Pasalnya, Roatex Indonesia sudah berupaya bernegosiasi dengan induk usaha dan kontraktor di Hungaria agar uji coba dan masa transisi bisa dilaksanakan dengan tetap menggunakan gerbang tol. Namun, pihak Hungaria tetap tidak setuju dengan usulan tersebut.
Dia bilang, saat ini keputusan untuk melanjutkan kerja sama penerapan MLFF di Indonesia berada di tangan Hungaria.
“Apakah ini bisa terlaksana tahun ini atau tahun depan? Saya kira seperti disampaikan tadi, kalau visinya tidak ketemu ya mungkin akan tertunda. Kapan itu bisa (dilaksanakan)? Ya sampai hari ini kami dari BUP (badan usaha pelaksana) terutama dari pihak Indonesia sudah minta kepada kontraktor untuk menyampaikan timeline yang baru tapi sampai hari ini tidak disampaikan oleh mereka,” tukasnya.