redaksiharian.com – Amerika Serikat (AS) telah menjalin komunikasi dengan China untuk membahas balon mata-mata yang ditembak jatuh di wilayahnya pada 4 Februari lalu. Komunikasi kedua negara terjalin setelah Beijing sebelumnya menolak telepon Menteri Pertahanan (AS) Lloyd Austin pada hari balon mata-mata ditembak jatuh.

Seperti dilansir AFP, Senin (13/2/2023), terjalinnya komunikasi antara AS dan China itu diungkapkan oleh Asisten Menhan AS Melissa Dalton kepada wartawan setempat pada Minggu (12/2) waktu setempat.

“Telah ada kontak yang dilakukan dengan RRC (Republik Rakyat China-red) soal balon di ketinggian yang tinggi itu,” ungkap Dalton.

Dalton tidak menjelaskan lebih lanjut siapa saja dari kedua negara yang melakukan komunikasi itu dan apa saja yang dibahas dalam komunikasi itu.

Menhan Austin sebelumnya dilaporkan berusaha menghubungi Menhan China Wei Fenghe via saluran aman sesaat usai jet tempur Angkatan Udara AS menembak jatuh balon mata-mata China di atas lepas pantai South Carolina pada Sabtu (4/2) lalu. Namun Austin tidak mendapatkan respons dari Wei.

Dalam tanggapannya pada Kamis (16/2) waktu setempat, otoritas China menjelaskan alasan pihaknya menolak tawaran percakapan telepon dengan Menhan AS. Disebutkan Beijing bahwa penolakan diberikan karena keputusan Washington yang ‘tidak bertanggung jawab’ untuk menembak jatuh balon udara itu.

“Pendekatan yang tidak bertanggung jawab dan sangat keliru oleh AS tidak menciptakan suasana yang tepat untuk dialog dan pertukaran antara militer kedua negara,” jelas Kementerian Pertahanan China dalam pernyataannya.

“AS bersikeras menggunakan kekuatan untuk menyerang kendaraan udara itu, yang secara serius melanggar praktik internasional dan menetapkan preseden buruk,” imbuh pernyataan itu.

Pernyataan Dalton itu disampaikan setelah jet tempur AS, pada Minggu (12/2) waktu setempat, kembali menembak jatuh objek terbang misterius yang terdeteksi di wilayah negara itu. Objek terbang yang ditembak jatuh di atas Danau Horan, perbatasan AS-Kanada, itu merupakan objek terbang keempat yang ditembak jatuh AS dalam sepekan terakhir — setelah balon mata-mata China pada 4 Februari dan dua objek terbang misterius lainnya pada 10 dan 11 Februari.

Belum diketahui secara jelas soal asal dan pemilik dari ketiga objek terbang yang ditembak jatuh AS dalam tiga hari terakhir. Para pejabat AS juga menyebut ketiga objek terbang misterius itu berukuran lebih kecil dan tidak mirip dengan balon mata-mata China.