redaksiharian.com – Amerika Serikat (AS) dengan cepat memutuskan untuk menembak jatuh sebuah objek terbang tak teridentifikasi atau unidentified flying object (UFO) yang terdeteksi di langit Alaska . Namun, membutuhkan waktu berhari-hari sebelum menembak jatuh balon mata-mata China yang terbang di wilayah udaranya. Apa alasannya?

Seperti dilansir CNN, Sabtu (11/2/2023), sebuah jet tempur F-22 menembak jatuh objek terbang itu pada Jumat (10/2) sekitar pukul 13.45 waktu setempat. Pentagon atau Departemen Pertahanan AS mengungkapkan objek terbang itu pertama terdeteksi pada Kamis (9/2) waktu setempat dengan menggunakan radar darat.

Gedung Putih dalam pernyataannya menyebut bahwa Presiden Joe Biden yang memerintahkan langsung militer AS untuk menembak jatuh objek misterius, yang disebut otoritas Washington DC sebagai ‘objek di ketinggian tinggi’ yang mengudara di Alaska itu.

Disebutkan juga bahwa perintah menembak jatuh itu diambil Biden setelah mendapatkan penjelasan pada Kamis (9/2) malam dan atas rekomendasi Pentagon.

Saat ditanya mengapa objek terbang itu langsung ditembak jatuh usai diamati selama sehari saja, namun balon mata-mata China membutuhkan waktu sepekan sebelum ditembak jatuh, juru bicara Pentagon Brigadir Jenderal Pat Ryder memberikan alasannya.

“Anda harus melihat masing-masing kasus pada karakteristiknya. Dalam kasus khusus ini, mengingat fakta bahwa objek itu beroperasi pada ketinggian yang memberikan ancaman yang beralasan untuk lalu lintas udara sipil, keputusan telah dibuat dan presiden memberikan perintah untuk menjatuhkannya,” jelas Ryder.

Objek terbang yang tidak diketahui pemiliknya itu disebut seukuran mobil kecil dan mengudara di ketinggian 40.000 kaki atau 12.190 meter ke arah timur laut. Pesawat-pesawat komersial dan jet pribadi, menurut laporan Associated Press, bisa mengudara hingga ketinggian 45.000 kaki atau 13.700 meter.

Simak berita selengkapnya di halaman berikutnya.

Ryder menyatakan bahwa para pejabat AS sejauh ini tidak mengetahui dari mana objek misterius itu mulai terbang. Dia menambahkan bahwa tidak ada indikasi sejauh ini yang menunjukkan objek terbang itu bisa melakukan manuver sendiri dan ditegaskan bahwa objek itu tidak menyerupai pesawat terbang.

Ditegaskan juga oleh Ryder bahwa pilot-pilot jet tempur AS yang terbang bersisian dengan objek terbang itu sebelum ditembak jatuh, menetapkan tidak ada manusia di dalamnya.

Sebelumnya, koordinator komunikasi strategis pada Dewan Keamanan Nasional, John Kirby, menuturkan bahwa informasi soal objek terbang itu tidak bisa melakukan manuver sendiri sehingga ‘kurang bisa diprediksi’ pergerakannya, telah mendasari keputusan Biden untuk memerintahkan agar objek itu ditembak jatuh.