redaksiharian.comJakarta, CNBC Indonesia – Presiden Joko Widodo (Jokowi) menuturkan bahwa dirinya yakin Otoritas Jasa Keuangan (OJK) dapat mengatasi tantangan di industri jasa keuangan dan betul-betul memberikan perlindungan untuk masyarakat, baik terkait asuransi, pinjaman online, hingga investasi.

“Yang namanya asuransi, pinjaman online, dan investasi, pengawasannya harus betul betul detail,” ujar Jokowi dalam Pertemuan Industri Jasa Keuangan, Senin (6/2/2023).

Hal tersebut kata Jokowi harus dilakukan karena dikhawatirkan dapat mempengaruhi iklim investasi di industri keuangan ke depan.

“Yang terjadi ada capital outflow semua keluar, rupiah jatuh. Hati-hati padahal kondisi makronya bagus,” tambahnya.

Dia mengaku sering mendapat laporan soal kasus-kasus penipuan investasi. Bahkan yang sudah bertahun-tahun pelaporan penipuan dilakukan, tapi hingga kini belum tuntas.

Banyak dari masyarakat yang hanya berharap uangnya bisa kembali. Beberapa di antara mereka bahkan menangis dan memohon ke Jokowi untuk menuntaskan kasus seperti ini.

Jokowi mengungkapkan, dirinya hapal betul dan mengikuti kasus-kasus penipuan yang terjadi di sektor keuangan Indonesia. Contohnya saja seperti kasus PT Asabri yang merugikan sebanyak Rp 23 triliun, kemudian Jiwasraya Rp 17 triliun, hingga kasus Indosurya dan Wanaartha.

Badan Pemeriksa Keuangan (BPK) sendiri pernah mencatat bahwa total kerugian negara sementara dari kasus dugaan korupsi pengelolaan dana investasi periode 2012-2019 di PT Asabri (Persero) masih menjadi yang terbesar di Indonesia yakni mencapai Rp 23,74 triliun.

Kemudian, Jokowi juga mengungkapkan masalah penipuan sektor keuangan lain seperti unitlink yang juga masih menjadi sengkarut di industri keuangan dalam negeri.

Dia mengingatkan bahwa industri jasa keuangan dibangun atas dasar kepercayaan. Jika kepercayaan atau trust hilang, maka akan sulit membangun kembali. Jokowi yakin OJK dengan kepemimpinan baru bisa melakukan hal ini.

“Yang begini-begini hati-hati, yang kita bangun adalah trust. Kalau sudah hilang sulit membangun kembali. Saya yakin OJK yang sekarang bisa,” ujarnya.

Apresiasi OJK

Jokowi juga mengapresiasi keberhasilan OJK dalam mengawasi keberlanjutan industri jasa keuangan. Dengan berbagai kebijakan yang diluncurkan, OJK berhasil mendorong industri keuangan tetap tumbuh kuat dan sehat pasca pandemi covid 19, khususnya di sektor perbankan.

“Kredit di tahun 2022 tumbuh di angka 11,3%. Ini sangat bagus sudah double digit. Kemudian juga tadi saya melihat tingkat permodalan yakni Capital Adequacy Ratio (CAR) atau kecukupan modal perbankan juga di 25,68%, ini lebih tinggi dari pra pandemi yang berada di angka 23,31%,” jelasnya.

Jokowi juga menyoroti margin bunga bersih atau net interest margin perbankan di Indonesia yang mencapai 4,4%. NIM sendiri diketahui dipakai untuk menakar tingkat profitabilitas bank. Umumnya, NIM yang lebar mengindikasikan laba yang tinggi untuk bank.

“Angka 4,4% tinggi banget. Tertinggi di dunia mungkin,” imbuhnya.