redaksiharian.comJakarta, CNBC Indonesia – Anggapan bahwa pria lebih jarang memiliki sahabat ternyata bukan mitos belaka.

Sebuah penelitian mengungkap bahwa membentuk dan mempertahankan persahabatan sebagai orang dewasa adalah hal yang sulit, terutama bagi pria.

Menurut survei pada 2021 dari Survey Center on American Life, hanya sekitar 1 dari 5 pria mengatakan bahwa mereka mendapat dukungan emosional dari seorang teman dalam seminggu terakhir, dibandingkan dengan 4 dari 10 wanita.

Putusnya persahabatan di kalangan pria umumnya terjadi sekitar pertengahan dan akhir masa remaja, lalu kondisi tersebut bisa lebih parah di masa dewasa, kata Judy Yi-Chung Chu, dosen perkembangan psikologis anak laki-laki di Stanford University di California.

Padahal, memiliki sahabat terbukti baik untuk kesehatan fisik dan mental. Studi menunjukkan bahwa orang yang menjalin persahabatan terhindari dari risiko kesepian yang seringkali menjadi penyebab stress dan depresi.

Mengapa begitu sulit bagi pria untuk memiliki sahabat?

Ketika psikolog yang berbasis di New Jersey, Frank Sileo pertama kali melakukan penelitian tentang persahabatan laki-laki pada tahun 1995, banyak peserta menganggap surveinya tentang homoseksualitas, meski sebenarnya bukan.

Stereotip seperti itulah yang dia yakini menjadi alasan mengapa persahabatan antar pria lebih jarang terjadi. Pria cenderung enggan menjalin persahabatan dengan sesama pria.

Meski zaman sudah berubah, stereotip sosial tetap membuat pria sulit mengekspresikan kasih sayang dalam hubungan persahabatan, kata Sileo.

Karena hal ini, banyak pria heteroseksual yang ingin memiliki hubungan dekat akhirnya mengencani seorang wanita, meski sebenarnya bukan itu yang mereka cari.