redaksiharian.comIKEA merupakan salah satu perusahaan retai furnitur terbesar di dunia. Adapun perusahaan ini juga telah membuka cabangnya di berbagai tempat di Indonesia.

Namun di luar furnitur, perkakas, ataupun perabotan, perusahaan ini juga menjual makanan di setiap tokonya. Lantas yang menjadi pertanyaan, kenapa IKEA menjual makanan di tokonya, bahkan bisa laris.

Melansir dari situsbuildd.co, bisnis makanan IKEA ternyata bukanlah eksperimen acak, tetapi strategi yang dipikirkan dengan matang untuk mendorong penjualan furnitur mereka.

Karena ukurannya yang sangat besar, toko IKEA biasanya terletak di pinggiran kota dan jauh dari rumah makan ataupun restoran biasanya berada. Jadi, ide awalnya adalah dengan menyediakan makanan untuk pelanggan di toko agar mereka bertahan lebih lama tanpa harus keluar untuk makan siang atau istirahat.

Ingvar Kamprad selaku pendiri IKEA sendiri pernah mengatakan bahwa “Pelanggan yang lapar membeli lebih sedikit”. Untuk itu dirinya secara sengaja menyediakan tempat makan di dalam toko pembeli yang merasa lapar dapat makan di tempat tanpa harus meninggalkan toko.

Meski demikian, tempat makanan ini tidak dimaksudkan sebagai pusat laba. Karena idenya adalah untuk memikat pelanggan dengan harga murah, makanan enak yang akan membuat mereka melakukan pembelian furnitur dalam jumlah besar.

Intinya, IKEA menjual makanan di dalam toko untuk mendorong lebih banyak jumlah pengunjung dan perpanjang waktu yang dihabiskan pembeli di toko sehingga dapat meningkatkan penjualan furnitur.

Sebagai informasi, IKEA membuka kafetaria swalayan pertamanya pada tahun 1958 hanya dengan kopi dan hidangan dingin.

Sejak itu perusahaan menyajikan tidak hanya makanan ringan dan hidangan a la carte tetapi juga menawarkan makanan & minuman kemasan. Tapi, sekitar setengah dari menu IKEA adalah Skandinavia mengingat IKEA merupakan perusahaan asal Swedia.

Meski demikian tentu saja saat sudah banyak item menu atau pilihan makanan yang disesuaikan dengan demografi toko IKEA.