redaksiharian.com – Pengurus Besar Esports Indonesia (PB ESI) bersiap menatap SEA Games 2023 Kamboja usai kejuaraan esport dunia IESF Bali 14th World Esports Championship 2022 di Merusaka, Nusa Dua, Bali, 1-11 Desember.
Wakil Ketua Bidang Atlet dan Prestasi PB ESI Yohannes P Siagian mengatakan proses seleksi nasional (seleknas) untuk SEA Games 2023 bahkan sudah dimulai sejak dua bulan lalu.
“Proses untuk seleksi sudah dimulai, sudah ada beberapa atlet dalam pemantauan, sudah ada juga pembicaraan dengan ahli-ahli atau pakar-pakar di masing-masing cabang ini tentang calon-calon pelatih, calon-calon pemain, dan itu sudah berlangsung selama satu dua bulan ini,” kata Yohannes di Bali, Senin.
Langkah yang akan benar-benar terlihat, menurut Yohannes, kemungkinan besar akan dimulai pada Maret. Namun, rencana tersebut juga akan mengikuti jadwal atlet yang kebanyakan dari mereka sedang jeda musim atau off-season, dan perlu istirahat.
Berkaca dari kejuaraan esport dunia yang baru saja berakhir, Yohannes mengatakan ada beberapa evaluasi yang perlu dibuat dan dipelajari untuk ajang internasional mendatang.
Secara umum ajang IESF Bali 14th World Esports Championship 2022, menurut Yohannes, yang juga merupakan Kepala Pelatih Tim Nasional Indonesia, telah sesuai dengan perkiraan dan target awal untuk menjadi juara umum.
“Tahun depan memang jadwal kita untuk timnas sangat padat, ada SEA Games di Mei, Asian Games di September, dan IESF berikut di Desember, tapi sukses dan kegagalan di event kali ini akan kita pakai sebagai landasan untuk membangun tim nasional yang lebih kuat lagi ke depannya,” ujar Yohannes.
“Untuk SEA Games pasti ada proses seleknas lagi, tapi semua atlet yang sudah berprestasi di level internasional tentu akan dipertimbangkan. Jadi, tim ini dipertimbangkan hari ini untuk IESF ini, bukan berarti bahwa tim Mobile Legends tidak dipertimbangkan kembali, tapi memang kita bubarkan dulu, dan langsung dipersiapkan untuk next event-nya.” katanya menjelaskan.
Perihal sistem seleknas yang akan dipilih, Yohannes mengatakan perlu mengkaji ulang dua model yang telah digunakan PB ESI untuk pelatnas.
Pada SEA Games Vietnam, PB ESI menggunakan sistem “All Star” di mana tim nasional berasal dari para pemain terhebat dari klub esport yang berbeda. Sementara, pada kejuaraan esport dunia PB ESI mengundang klub esport atau satu tim utuh untuk mengikuti seleknas, yang kemudian dilanjutkan dengan pelatnas.
“Kalau kita lihat dari hasil, sebenarnya dua-duanya hasilnya bagus, yang mana yang paling optimal itu masih perlu kita kaji,” kata Yohannes.
“Tapi kemungkinan paling besar akan ada pool pemain yang menjadi pool kita untuk ketiga event tersebut.”
Yohannes juga optimistis timnas dapat membawa pulang emas dalam SEA Games Kamboja yang akan berlangsung pada Mei 2023. Pada pesta olahraga Asia Tenggara tersebut, cabang olahraga esport akan mempertandingkan sembilan nomor, tetapi setiap negara selain tuan rumah hanya boleh mengirimkan perwakilan mereka untuk lima nomor saja.
Cabang olahraga esport dalam SEA Games Kamboja 2023 akan mempertandingkan sembilan nomor, yaitu AK2 solo dan skuad, Wild Rift putra dan putri, Mobile Legends: Bang-Bang putra dan putri, PUBG Mobile solo dan skuad, serta Cross Fire.
“Target kita lima-limanya emas. Chance kita sangat kuat di Mobile Legends putra dan putri, PUBG M solo dan skuad, kemudian cabang kelima ini belum ditentukan ,” pungkas Yohannes.