redaksiharian.com – Banyak orang melakukan diet dengan cara mengikuti tren di media sosial. Padahal, banyak sekali informasi di media sosial, termasuk soal diet dan kesehatan yang menyesatkan.

Oleh karena itu, kita seharusnya berpikir kritis dan melakukan riset terkait tren diet yang berseliweran. Termasuk menanyakan langsung ke pakar diet atau pun ahli gizi. Jika kita lakukan, maka tak akan ada korban akibat mengikuti tren diet di medsos.

Berikut adalah pendapat dari Cyrus Luk, ahli nutrisi dari Rumah Sakit Internasional Matilda, AS, tentang sejumlah tren diet .

Hanya mengonsumsi air

Studi tentang pola diet ini memang belum banyak dilakukan. Akan tetapi, menurut Luk, manusia bisa menurunkan berat badan mereka hingga 0,9 kilogram dalam jangka waktu sehari jika mereka hanya mengonsumsi air selama 24 jam. Luk juga menambahkan, hanya meminum air putih dalam jangka waktu konsumsi yang pendek memang memberikan manfaat positif bagi tubuh.

Studi skala kecil dan jangka pendek yang dilakukan pada hewan dan sel menunjukkan bahwa hanya meminum air dapat mengurangi beberapa faktor risiko terkena penyakit, seperti dengan meningkatkan sensitivitas insulin dan tekanan darah.

Namun, menerapkan diet dengan hanya meminum air juga dapat memberikan dampak yang buruk pada tubuh kita. Dalam jangka waktu yang pendek saja, Anda bisa mengalami penurunan kadar gula darah dan juga tekanan darah rendah. Kondisi ini juga dapat memicu sakit kepala, pusing, kemungkinan Anda juga bisa pingsan, atau berbagai gangguan kesehatan yang parah lainnya.

“Air tidak memberikan tubuhmu energi maupun nutrisi. Jadi, jika Anda terus menerapkan diet dengan hanya minum air, berat badanmu akan turun secara drastis. Sayangnya, sebagian besar berat yang berkurang adalah dari kandungan air dalam tubuh, glikogen, lemak tubuh, bahkan massa otot. Tubuh Anda bisa mengalami malanutrisi yang sangat parah, dan berbahaya bagi kesehatan secara umum,” ujar Luk.

Hanya mengonsumsi jus

Jus segar tentunya mengandung air, fruktosa, vitamin, mineral dan antioksidan. Diet dengan metode ini terdengar lebih menjanjikan mengingat begitu banyaknya nutrisi penting yang tersedia di dalam satu gelas jus saja. Metode ini juga tampak bisa menjadi solusi untuk Anda yang merasa kekurangan asupan nutrisi dari buah-buahan dan sayur-sayuran setiap harinya.

Namun, Luk mengatakan bahwa metode diet dengan hanya mengonsumsi jus malah membuat Anda kekurangan serat, kekurangan zat protein, dan lemak.

“Cara mengonsumsi buah dan sayuran yang paling tepat adalah dengan memakannya dalam bentuk utuh. Diet dengan hanya mengonsumsi jus dapat mengakibatkan defisit kalori yang parah sehingga berat badan turun dengan drastis dan cepat. Sama seperti pola diet dengan hanya mengonsumsi air, sebagian besar penurunan berat badan berasal dari hilangnya air, glikogen, lemak tubuh, dan otot,” tutur Luk.

Dalam jangka pendek, diet dengan jus saja dapat menyebabkan diare karena adanya asupan fruktosa yang tinggi. Ini juga dapat menyebabkan kelelahan karena defisit energi; serta mual dan pusing. Dalam jangka panjang, mengonsumsi jus buah dalam jumlah besar dapat menyebabkan sindrom metabolik dan obesitas karena kandungan gula yang tinggi. Mengonsumsi jus yang banyak juga bisa menyebabkan gagal ginjal bagi mereka yang memiliki masalah ginjal, karena asupan oksalat yang berlebihan,” kata Luk.

Clean eating

Clean eating adalah metode diet yang menghindari konsumsi makanan olahan yang diproses dalam jangka waktu lama, seperti menghindari konsumsi frozen food, makanan kemasan, atau berbagai jenis makanan olahan lainnya. Metode clean eating biasa mengutamakan konsumsi makanan organik yang masih utuh. Metode ini memiliki sisi positif, Luk mengatakan bahwa makan dengan cara ini dapat membantu pengelolaan asupan gula, lemak, garam, bahkan zat tambahan pada makanan lainnya. Metode ini juga dapat mengurangi risiko obesitas, tekanan darah tinggi, kolesterol, dan kondisi resiko diet lainnya.

Namun, sisi negatifnya adalah Anda bisa mudah terobsesi dengan makanan yang dikonsumsi sehingga bisa mengalami eating disorder seperti anoreksia (obsesi terhadap diet ) dan orthorexia (obsesi terhadap makanan sehat). Luk menambahkan, beberapa makanan olahan masih bisa dikategorikan sebagai bagian dari diet sehat.

“Misalnya, ikan laut kalengan sebagai sumber protein, lemak sehat, dan kalsium yang baik jika dikonsumsi hingga tulangnya. Buah dan sayuran beku sebagai sumber makanan yang kaya akan serat, vitamin, mineral, dan antioksidan. Lalu, kacang kalengan yang membuat makanan menjadi lebih enak sebagai sumber protein dan serat yang baik,” tuturnya.

Diet keto

Menghindari asupan karbohidrat dan menggantikannya dengan diet keto ( diet yang terfokus dengan hanya mengonsumsi lemak sehat dan protein hewani) sering disebut-sebut sebagai diet yang efektif untuk menurunkan berat badan .

Namun, Luk mengatakan bahwa metode ini efektif hanya pada waktu konsumsi jangka pendek dan hasilnya pun beragam. Hanya beberapa penelitian yang telah dilakukan untuk menguji keamanan dan efektivitas diet metode ini dalam jangka panjang.

“Dalam jangka pendek, risiko diet keto adalah flu keto, yang meliputi gejala seperti kelelahan, mual dan sakit kepala, karena kekurangan karbohidrat sebagai sumber energi bagi tubuh. Anda mungkin juga mengalami perubahan suasana hati, karena otak kita membutuhkan gula dari karbohidrat untuk berfungsi.”

Risiko jangka panjang dari menghindari biji-bijian dan buah-buahan adalah kekurangan nutrisi seperti selenium, magnesium, fosfor dan vitamin B dan C. Selain itu, konsumsi protein dan lemak yang tinggi dapat meningkatkan risiko penyakit ginjal dan hati.

Diet detoks

Menurut Luk, tidak ada definisi yang sebenarnya dari diet detoks. Tetapi, diet semacam itu hampir selalu melibatkan puasa, makan makanan tertentu, menghindari bahan-bahan “berbahaya” dan/atau malah merekomendasikan konsumsi suplemen.

“Diet detoks jarang mengidentifikasi racun spesifik yang diklaim dapat dihilangkan. Selain itu, tubuh manusia dapat melakukan detoks alami dari sebagian besar racun melalui hati, keringat, urine, dan feses; tidak perlu membatasi asupan makanan untuk mendetoksifikasi sistem kita,” tutur Luk.

Untuk menjaga kesehatan hati, ginjal, dan usus kita sehingga kemampuan detoks tubuh kita terjamin, Luk menyarankan untuk menerapkan pola makan seimbang, yang terdiri atas buah, sayuran, biji-bijian, dan protein tanpa lemak.***