redaksiharian.comJakarta, CNBC Indonesia – Di saat perekonomian sedang dipenuhi ketidakpastian, emas yang seringkali disebut safe haven kembali diburu. Tepat pada 9 Desember 2022, harga emas Logam Mulia produksi PT Aneka Tambang Tbk naik hingga masuk ke level Rp 1 jutaan.

Seperti diketahui, tidak sedikit saran dari para pakar untuk menempatkan tabungan dana darurat dalam bentuk emas. Hal itu diyakini karena sifat emas yang mudah dicairkan kapan saja, dan menjadi instrumen investasi sederhana.

Namun intinya, penempatan dana darurat di emas adalah kurang bijak. Mau tahu alasannya?

Berikut ulasan lengkapnya.

Tujuan dari memiliki dana darurat adalah agar kita tidak lantar berutang jika menghadapi situasi yang tidak menentu. Sebut saja seperti saat kita terkena pemutusan hubungan kerja (PHK), risiko usaha, dan musibah-musibah lainnya.

Emas memang merupakan instrumen investasi yang likuid. Namun kita harus tahu bahwasannya untuk mendapatkan cash dari emas. Maka kita harus menjualnya terlebih dulu.

Apa jadinya, jika kita membutuhkan dana itu dalam waktu cepat? Bisa saja kita malah mengalami kesulitan untuk mengakses dana darurat kita.

Dalam jangka pendek, nilai emas cukup berfluktuasi. Meski tidak setinggi fluktuasi saham, tetap saja ada potensi kerugian yang bisa kita alami ketika kita menjual emas.

Alangkah baiknya bagi kita untuk memilih instrumen keuangan rendah volatilitas. Ini guna menjaga jumlah dana darurat kita agar tetap utuh saat dibutuhkan.

Selisih harga jual dan beli emas juga harus diperhatikan. Bisa saja, investasi kita di emas sudah naik, namun ketika kita menjualnya kita malah rugi.

Ini lantaran harga jual emas masih jauh lebih tinggi ketimbang harga average (rata-rata) emas yang kita beli. Hal inilah yang juga membuat emas lebih dibaik digunakan sebagai instrumen investasi jangka panjang ketimbang jangka pendek, atau dana darurat.