redaksiharian.com – Tim nasional DOTA 2 Indonesia optimistis lolos dari lower bracket setelah harus rela turun ke lower bracket usai kalah dari Filipina dalam semifinal upper bracket kejuaraan esport dunia IESF Bali 14th World Esports Championship 2022, Rabu.

Pelatih timnas Indonesia Adit Rosenda mengatakan kesempatan untuk dapat kembali ke upper bracket sangat besar mengingat para pemain memiliki kualitas dan kemampuan tingkat atas.

“Kalau di kompetisi ini Indonesia sebenarnya sudah masuk top tier, tier satu, dan top tier-nya Filipina juga salah satunya, jadi kemungkinan Filipina dan Indonesia itu di tier yang sama, makanya kita juga benar-benar imbang-imbangan dengan mereka meskipun kita kalah,” ujar Adit di Merusaka, Nusa Dua, Bali.

“Kesempatan kita besar sekali. Kita sudah siap banget. Player-player DOTA yang yang sekarang sudah terbiasa kalah-menang. Kalah-menang bagi mereka biasa, mentalitas mereka sudah teratas. Jadi, main di lower bracket pun enggak masalah buat mereka.”

Indonesia selanjutnya akan berhadapan dengan Kazakhstan pada laga hidup mati, yang dijadwalkan Kamis pukul 13.20 WITA, dan disiarkan secara langsung melalui kanal YouTube PB ESI.

Tim Merah Putih juga berpotensi bertemu Makedonia atau Thailand yang juga akan berebut tiket ke semifinal lower bracket.

Sementara itu, Filipina akan berhadapan dengan Laos dalam babak final upper bracket untuk mengamankan tempat di grand final. Terkait dengan pertarungan melawan Indonesia, Eljohn Canonigo Andales, mengaku telah memprediksi pertandingan berjalan sulit.

“Sejujurnya kami tahu bahwa pertandingan akan sangat ketat, tapi kami sudah memprediksi bahwa kami akan menang karena kami memberikan yang terbaik, dan kami melakukan apa pun yang kami bisa,” kata Andales.

Andales juga mengatakan bahwa timnya diunggulkan dengan chemistry tim karena berasal dari satu tim yang sama. Hal itu berbeda dari Indonesia yang membentuk tim baru dari pemain-pemain terbaik.

“Menurut saya karena kami adalah sebuah tim, berbeda dari mereka. mereka dipilih dari satu dan tim yang berbeda. Itu keuntungan yang sudah kita punya, chemistry. Karena DOTA adalah permainan strategi, ini bukan satu lawan satu,” ujar Andales.

Andales juga berharap dapat bertemu Indonesia lagi di babak grand final.

“Jika kamu ingin pertandingan yang bagus seperti tadi, penonton yang menggila, maka itu adalah Indonesia,” imbuhnya.