redaksiharian.com – Dewan Pembina Pengurus Besar Jujitsu Indonesia (PBJI) yang juga Sekretaris Jenderal DPP PDI Perjuangan Hasto Kristiyanto menyebutkan bahwa spirit jujitsu bisa diterapkan dalam menghadapi persaingan global.

Hal tersebut sampaikan di sela menghadiri Kejuaraan Nasional Jujitsu “Kepala RSPAU dr. Suhardi Hardjolukito Cup” di Yogyakarta, Minggu.

“Jujitsu tak hanya mengajarkan kedisiplinan, semangat pantang menyerah. Dalam pertandingan tadi kita lihat bagaimana spirit itu muncul bahkan dalam salah satu seni bela diri yang ditampilkan, terlihat para atlet jujitsu mampu menggunakan energi dari lawan kemudian mengunci serangan lawan itu,” kata Hasto dalam keterangan resminya.

Spirit tersebut, kata Hasto, bisa diterapkan dalam tingkat nasional, bagaimana kita bersaing dengan bangsa-bangsa lain.

“Kalau kita menggunakan energi persaingan itu sebagaimana kita analogikan dengan jujitsu yang mampu melihat kelemahan serangan lawan, dan bahkan menggunakannya untuk mengunci balik serangan tersebut maka kita pun bisa gunakan jurus nasional kita untuk mengunci kekuatan ‘lawan’ dalam persaingan global dengan negara lain. Ini luar biasa filosofinya,” kata Hasto menambahkan.

Hasto menyinggung spanduk yang bertuliskan “the art of war” di berbagai sudut area kejurnas. Disebutnya, jujitsu juga lahir dari semangat samurai, dari suatu tatanan moral berjuang dengan ketekunan, disiplin, dan tak pernah menyerah.

“Semangat ini kita gelorakan. Semangat mengandung seni dan tekat yang sangat kuat. Mengandung spirit perjuangan bagaikan api tak kunjung padam. Karena itulah saya bersedia menjadi salah satu pembina dari pengurus besar jujitsu ini,” kata Hasto menegaskan.

Dari Sekjen PBJI, Hasto mendapatkan informasi bahwa anggota jujitsu Indonesia terbesar di dunia, mencapai 50 ribu orang. Untuk diketahui, saat ini jujitsu memiliki beberapa sistem termasuk dari Jepang dan Brazil.

Hasto mengatakan dirinya akan berkomunikasi dengan Dubes RI untuk Jepang Heri Akhmadi yang juga pembina PBJI agar dapat mendorong peningkatan kualitas atlet Indonesia, dengan menghadirkan pelatih terbaik.

“Para atlet menunjukkan “fighting spirit”di bawah komando wasit, sehingga punya jiwa sportifitas. Jiwa ini yang seharusnya dunia politik juga belajar sportifitas dari olahraga,” kata pria kelahiran Yogyakarta itu.

“Selamat atas pelaksanaan kejurnas yang luar biasa. Mari kita berjuang dengan penuh kedisiplinan dan mari menggelorakan semangat jujitsu, the art of war, semangat sportifitas, dan disiplin tanpa batas. Semangat dan tekun dalam mencetak prestasi,” pungkas Hasto.

Sementara itu, Kepala RSPAU dr. Suhardi Hardjolukito Marsma TNI dr. Mukti Arja Berlian mengatakan usai kejurnas ini masih banyak yang harus dilakukan untuk mencapai level juara internasional. Dia pun menyampaikan sejumlah nasihat kepada para atlit.

“Tunjukkan yang terbaik bisa bersaing dengan negara lain, saya yakin kalian pasti bisa, selama ada kemauan, keseriusan dan tentunya diimbangi dengan latihan yang terus menerus. Keberhasilan tidak bisa dicapai dengan instan. Keberhasilan dicapai dengan latihan, latihan dan latihan. Saya harapkan atlet generasi muda masa depan bangsa untuk dapat terus, memacu berprestasi yang terbaik untuk bangsa dan negara yang kita cintai, Indonesia,” katanya.