redaksiharian.comJakarta, CNBC Indonesia – Badan Kesehatan Dunia (WHO) memberikan nama baru untuk cacar monyet (monkeypox). Demi menghindari stigma pada penderita, virus cacar monyet kini disebut sebagai mpox.

Kedua nama, monkeypox dan mpox, tetap akan digunakan selama setahun ke depan. Namun, secara bertahap nama monkeypox akan dikurangi untuk kemudian tidak digunakan.

WHO, lewat situs resminya, juga mengimbau agar seluruh pihak mengganti penamaan virus cacar monyet dengan virus mpox.

Kebijakan WHO ini diambil karena nama virus cacar monyet, yang dinamakan karena pertama kali teridentifikasi menulari monyet, dikritik. Nama itu dinilai rasis dan mengandung stigma seksual.

Cacar monyet adalah infeksi virus yang jarang ditemukan sebelum pada pertengahan tahun ini penularannya meluas ke seluruh dunia. Sebelumnya, virus ini hanya ditemukan di bagian barat dan pusat benua Afrika, serta menular di kalangan pria homoseksual.

Nama mpox dipilih setelah WHO menggelar konsultasi publik. Langkah WHO ini, menurut CNBC International, langka karena biasanya proses penamaan virus dilakukan secara tertutup oleh komite teknis.

Beberapa nama yang diajukan oleh publik selain mpox, adalah TPoxy MCpoxFace dan TRUMP-22.

WHO menyatakan memilih nama mpox diharapkan bisa “meminimalkan dampak negatif dari nama yang sekarang.”

Nama mpox diajukan oleh organisasi kesehatan pria Rezo. Dengan menghapus nama monyet, mereka berharap agar kasus penularan virus lebih disikapi dengan serius.

Sepanjang 2022, lebih dari 81.000 kasus cacar monyet dan 55 kematian telah dilaporkan oleh 110 negara di seluruh dunia.