Parlemen Thailand, Selasa (19/7), memulai perdebatan tentang mosi tidak percaya keempat yang menarget pemerintah Perdana Menteri Prayuth Chan-ocha sebelum masa jabatan empat tahunnya berakhir tahun depan.

Dengan pemilihan umum yang dijadwalkan pada bulan Maret, pemerintah menghadapi mosi tidak percaya terakhir setelah lolos dari tiga lainnya dalam beberapa tahun terakhir.

Debat yang menarget Prayuth dan 10 anggota kabinetnya dijadwalkan berlangsung selama empat hari, dengan majelis rendah akan melangsungkan pemungutan suara pada hari Sabtu. Para analis mengatakan Prayuth diperkirakan akan menang lagi karena pemerintah koalisinya memiliki suara mayoritas di parlemen.

Pemimpin Partai oposisi Pheu Thai, Chonlanan Srikaew dalam debat terkait mosi tidak percaya terhadap PM Prayuth Chan-ocha di Parlemen di Bangkok, Thailand, Selasa, 19 Juli 2022. (AP/Sakchai Lalit)

Pemimpin Partai oposisi Pheu Thai, Chonlanan Srikaew dalam debat terkait mosi tidak percaya terhadap PM Prayuth Chan-ocha di Parlemen di Bangkok, Thailand, Selasa, 19 Juli 2022. (AP/Sakchai Lalit)

Memulai perdebatan, pemimpin oposisi Cholanan Srikaew dari Partai Pheu Thai menyatakan, kekeliruan manajemen pemerintah telah memperluas kesenjangan antara kaya dan miskin, dan membuat Thailand mengalami kemunduran secara ekonomi.

Ia juga menuduh Prayuth mengabaikan korupsi di lembaga-lembaga pemerintah dan meningkatkan utang publik yang tidak perlu untuk mendukung kebijakan populisnya. ”Thailand adalah pasien yang sedang koma,” kata Cholanan. ”Negara ini kewalahan karena utang pemerintah ini.”

Dalam pembelaannya, Prayuth mengatakan pemerintahnya telah berhasil mengendalikan perekonomian dan menangani pandemi COVID-19 selama dua tahun terakhir. “Kami dapat membuka kembali negara, menghasilkan pendapatan dan menggerakkan kembali roda perekonomian,” kata Prayuth. ”Kita bisa membuktikannya dengan angka-angka.”

PM Thailand Prayuth Chan-ocha menjawab pertanyaan dalam debat terkiat mosi tidak percaya di Parlemen di Bangkok, Thailand, Selasa, 19 Juli 2022. (AP/Sakchai Lalit)

PM Thailand Prayuth Chan-ocha menjawab pertanyaan dalam debat terkiat mosi tidak percaya di Parlemen di Bangkok, Thailand, Selasa, 19 Juli 2022. (AP/Sakchai Lalit)

Prayuth meraih kekuasaan melalui kudeta pada 2014 sebelum memenangkan pemilihan umum pada 2019 dan menjadi perdana menteri, yang didukung oleh Partai Palang Pracharath yang berkuasa. Ia memecat sekretaris jenderalnya yang kontroversial Thammanat Prompao dan 20 anggota parlemen lainnya yang menjadi menteri tahun lalu, yang kemudian bergabung dengan Partai Ekonomi Thailand yang baru dibentuk.

Pichai Naripthaphan, seorang pejabat senior di Partai Pheu Thai, mengatakan kepada AP bahwa ia yakin konflik di Partai Palang Pacharath, yang mengalami keretakan internal, dapat menyebabkan beberapa menteri yang menjadi target tersingkir kali ini.
“Kami perkirakan debat ini akan mengungkap kebenaran dan sangat meyakinkan rakyat Thailand untuk memilih partai yang tepat dan orang yang tepat dalam pemilihan berikutnya,” katanya. [ab/uh]

Artikel ini bersumber dari www.voaindonesia.com.