redaksiharian.com – NESABAMEDIA.COM – Pertanyaan yang masih banyak diajukan sampai sekarang adalah, ‘kapan Xiaomi meluncurkan produk smartphone mereka ke Amerika Serikat?’. Sampai saat ini, Xiaomi utamanya mengirimkan smartphone mereka ke Asia dan India. Walaupun telah menjadi brand smartphone terbesar ketiga dunia, Xiaomi hanya menjual ekosistem dari produk mereka ke Amerika Serikat, seperti power bank, proyektor, dongle streaming, lampu smart LED, dan earbud nirkabel.

Smartphone Xiaomi tidak tersedia secara resmi di Amerika Serikat, dan sepertinya hal itu tidak akan berubah dalam waktu dekat.

Alasan utama Xiaomi tidak menjual produk smartphone mereka ke Amerika adalah karena model bisnis yang mereka jalankan. Brand asal Cina itu menerapkan ambang batas 5% dari keuntungan penjualan perangkat keras, dan hasilnya, mereka mampu memberikan nilai yang luar biasa pada produk smartphone mereka.

Strategi ini adalah yang selama ini mampu membuat mereka bersaing dengan nama-nama besar seperti Samsung, dan lainnya secara global. Dan sayangnya, strategi ini tidak berhasil dengan bisnis smartphone di Amerika yang didominasi oleh provider atau carrier.

Yang bisa dijadikan contoh dalam hal ini adalah OnePlus. Perusahaan yang dimiliki oleh Group BBK itu telah menjual smartphone unlocked ke pelanggan di Amerika Utara selama hampir delapan tahun, namun mereka baru mendapatkan momentum besar ketika berkolaborasi dengan T-Mobile pada tahun 2018. Rekor penjualan mereka di tahun 2021 juga disebabkan oleh kolaborasi ini.

Sementara itu, Xiaomi tidak tertarik dengan model bisnis semacam itu, karena mereka memandang hal tersebut akan memerlukan banyak sekali investasi dan peningkatan biaya yang besar.

Selain masalah model bisnis, ketegangan hubungan antara Amerika dengan Cina juga menjadi alasan lain di baliknya. Khususnya setelah apa yang terjadi dengan Huawei. Dan tidak hanya Xiaomi saja, brand asal Cina lainnya juga akan berpikir banyak kali dengan risiko investasi besar yang bisa hancur dengan pemerintah Amerika memberikan sanksi dagang.

Meskipun Xiaomi mampu mengacuhkan masalah politik kedua negara, mereka masih harus bertarung dengan Samsung dan Apple yang mendominasi pasar, khususnya di kategori smartphone kelas atas. Kedua brand itu bahkan mampu mencapai 80% pasar, yang menjadi tantangan sangat besar bagi brand seperti Xiaomi.

    Pernah menjadi jurnalis dan juga Social Media Manager di Merdeka.com selama lebih dari 2 tahun, sebelum akhirnya mengerjakan sejumlah proyek website yang dioptimasi dan dimonetisasi Google Adsense.

    Kini sedang aktif dalam pembuatan konten Youtube dokumenter bertema sosial serta menjadi penulis konten untuk sejumlah website.