redaksiharian.com – Selebritas Kim Kardashian dijatuhi denda 1,26 juta dollar AS atau setara Rp 19,2 miliar oleh Komisi Sekuritas dan Bursa (Security and Exchange Commision/SEC) Amerika Serikat. Ia menyetujui untuk membayar denda tersebut.
Musababnya, Kim Kardashian dinilai mempromosikan token kripto EthereumMax (EMAX) secara ilegal di akun Instagram pribadinya dengan handle @kimkardashian pada Juni 2021.
Ilegal yang dimaksud di sini adalah Kim tidak secara gamblang menyatakan bahwa unggahan EthereumMax di Instagramnya itu adalah sebuah iklan. SEC menganggap hal tersebut melanggar Undang-Undang Sekuritas Federal.
Ketika itu, Kim membuat Instagram Stories berisi iklan yang berbunyi, “Apakah kalian menyukai kripto??? Ini bukan nasihat keuangan tetapi membagikan apa yang baru saja dikatakan teman saya tentang token ethereum max!”
“Beberapa menit yang lalu, EthereumMax melakukan burning 400 triliun token, 50 persen dari dompet admin mereka memberikan kembali token ke seluruh komunitas E-Max”.
Kemudian, Kim pun mendorong pengikutnya (followers) untuk menuju ke situs web EthereumMax dan “bergabung dengan komunitas E-Max”.
Di dalam unggahannya, Kim Kardashian terpantau turut membubuhkan tanda pagar alias hashtag “ad” (#ad) yang mengindikasikan bahwa Instagram Stories terkait EthereumMax itu adalah sebuah iklan.
Kim dilaporkan dibayar 250.000 dollar AS atau setara Rp 3,8 miliar untuk iklan EthereumMax ini.
Setelah diiklankan oleh Kim Kardashian dan sejumlah selebritas papan atas AS lainnya, harga token kripto EthereumMax melonjak hingga 632 persen.
Iklan kripto harus diungkap secara jelas
Sebenarnya, pemengaruh (influencer) tidak dilarang untuk mengiklankan aset digital, termasuk token EthereumMax ini.
Yang menjadi masalah adalah soal pengungkapan informasi bahwa unggahan influencer tersebut adalah sebuah iklan.
Nah, menurut SEC, hashtag #ad yang dibubuhkan Kim Kardashian dinilai tidak cukup kuat untuk dianggap sebagai sebuah pengungkapan yang jelas.
Pedoman federal tentang pemasaran oleh influencer, merekomendasikan influencer menaruh keterangan iklan yang lebih agresif dan mudah dibaca untuk setiap iklan di Instagram Stories.
Misalnya, influencer perlu meletakkan keterangan bahwa unggahan tersebut adalah iklan di bagian atas gambar. Influencer juga perlu memastikan bahwa followers-nya memiliki cukup waktu untuk membaca keterangan tersebut.
Dalam sebuah pernyataan pers, direktur penegakan SEC Gurbir S. Grewal mengatakan pengungkapan yang diperlukan seharusnya sudah jelas di dalam Undang-Undang Sekuritas Federal.
“Undang-undang sekuritas federal jelas bahwa setiap selebritas atau individu lain yang mempromosikan keamanan aset kripto harus mengungkapkan sifat, sumber, dan jumlah kompensasi yang mereka terima sebagai imbalan atas promosi tersebut,” kata Grewal.
“Investor berhak mengetahui apakah publisitas sekuritas tidak bias, dan Kim Kardashian gagal mengungkapkan informasi ini,” lanjut dia.
Itulah yang membuat Kim akhirnya didenda hingga 1,26 juta (Rp 19,2 miliar) atau lima kali lipat dari honor yang ia terima untuk mempromosikan EthereumMax.
Denda itu terdiri dari honor yang diterima Kim untuk mengiklankan EthereumMax snilai 260.000 dollar AS serta penalti senilai 1 juta dollar AS, sebagaimana dihimpun KompasTekno dari The Verge, Selasa (4/10/2022).
EthereumMax atau EMAX, adalah token kripto yang dibangun tahun lalu di jaringan Ethereum oleh pengembang anonim, sebagaimana dihimpun dari Fortune.
Dokumen kertas putih (whitepaper) token EMAS ini mengeklaim bahwa visi besar untuk membangun “ekosistem yang kuat dan terukur yang sepenuhnya memaksimalkan kekuatan decentralized finance (DeFi)”.
Pantauan KompasTekno di situs CoinMarketCap pada Selasa pagi, token EthereumMax diperdagangkan di level 0,000000006688 atau setara Rp 0.0001021 per token.