redaksiharian.com – Hacker (peretas) merupakan seseorang yang lekat dalam keterampilan untuk mengeksplorasi celah keamanan di perangkat lunak atau jaringan komputer. Dengan keterampilan itu, hacker kerap disandingkan dengan berbagai aktivitas jahat.

Misalnya, pencurian data, penipuan, pemerasan, dan penguntitan (stalking). Namun, tak semua hacker menggunakan keahlian yang dimiliki untuk melakukan tindak kejahatan. Dalam dunia peretasan komputer, hacker pada dasarnya terbagi menjadi tiga jenis.

Adapun tiga jenis hacker tersebut adalah White Hat, Black Hat, dan Grey Hat. Lantas, apa perbedaan White Hat, Black Hat, dan Grey Hat hacker? Tiap jenis hacker tersebut secara umum dibedakan berdasar aktivitas yang dilakukan beserta motifnya.

Untuk lebih lengkapnya, berikut adalah penjelasan mengenai perbedaan White Hat, Black Hat, dan Grey Hat hacker, sebagaimana dirangkum KompasTekno dari GeeksforGeeks.

Perbedaan White Hat, Black Hat, dan Grey Hat hacker

1. White Hat hacker

White Hat hacker biasa dikenal juga dengan ethical hacker (hacker yang meretas dengan cara legal dan sah). Sebelum meretas, White Hat hacker biasanya telah mendapatkan izin dulu dari pemilik software, website, atau jaringan komputer.

Mereka melakukan peretasan dengan tujuan untuk membantu melindungi perangkat lunak dari serangan siber seperti malware, phising, dan injeksi kode pemrograman berbahaya (SQL Injection) yang bisa mengakses database.

White hat hacker umumnya dibayar secara profesional atau dipekerjakan oleh institusi untuk menguji perangkat lunak dan menemukan celah keamanan di dalamnya. Kemudian, memberikan solusi atas masalah keamanan yang dijumpai.

2. Black Hat hacker

Berkebalikan dengan jenis hacker sebelumnya, Black Hat hacker cenderung melakukan aktivitas peretasan untuk tujuan jahat. Mereka meretas software, website, atau jaringan komputer tanpa izin dari sang pemiliknya.

Hacker jenis ini memanfaatkan celah keamanan untuk bisa masuk ke database dari perangkat lunak atau jaringan komputer secara ilegal. Celah keamanan itu biasanya dieksploitasi untuk melakukan berbagai serangan, termasuk untuk mencuri data.

Mereka bisa mencuri data pribadi pengguna, kata sandi, hingga informasi kartu kredit. Data itu umumnya bakal dijual guna mendapatkan uang atau disebarluaskan untuk menyerang pribadi seseorang (doxing).

3. Gray Hat hacker

Gray Hat hacker memiliki wilayah aktivitas dan motif di tengah-tengah kelompok White Hat dan Black Hat. Gray Hat hacker umumnya melakukan aktivitas peretasan secara ilegal atau tanpa izin dari pemilik software, website, atau jaringan komputer.

Kendati melakukannya dengan cara ilegal, mereka tidak membagikan atau menjual informasi yang diperolehnya dari meretas perangkat lunak. Saat ditemukan celah keamanan di dalamnya, hacker jenis ini bakal melaporkan ke pemilik perangkat lunak.

Gray Hat hacker kadang meminta sejumlah uang untuk memberikan solusi atas permasalahan keamanan yang ditemukannya. Hacker jenis ini biasanya meretas perangkat lunak atau jaringan komputer hanya untuk tantangan dan kesenangan pribadi.

Demikianlah penjelasan seputar perbedaan White Hat, Black Hat, dan Grey Hat hacker berdasar aktivitas dan motifnya masing-masing, semoga bermanfaat.