redaksiharian.com – Sejak Januari 2022, pemerintah sudah mengindetifikasi adanya pasien anak dengan gangguan ginjal akut progresif atipikal, Bunda. Namun, di akhir Agustus 2022, jumlahnya pun meningkat. Hingga kini dilaporkan lebih dari 200 kasus.

Hal ini diungkapkan langsung oleh Divisi Nefrologi KSM Kesehatan Anak RSUP Fatmawati, Dr. dr. Bobby Setiadi Dharmawan, Sp.A. Ia mengungkapkan bahwa pasien gangguan ginjal akut progresif atipikal ini rata-rata menyerang anak berusia di bawah 6 tahun.

“Jadi selama dua bulan ini terjadi pelonjakan yang sangat tinggi dan sampai sekarang sudah lebih dari 200 kasus anak yang menderita gangguan ginjal akut misterius ini. Dan untuk anak-anak yang terkena penyakit ini rata-rata di bawah 6 tahun. Jadi paling banyak adalah balita,” katanya dalam wawancara eksklusif bersama HaiBunda, baru-baru ini.

Gagal ginjal akut progresif atipikal sendiri merupakan gangguan yang terjadi pada ginjal secara cepat. Namun, sampai saat ini penyebabnya belum diketahui.

“Kita sebut progresif karena gangguan ginjal akut ini bentuknya berbeda dari gangguan ginjal akut yang pernah kita tangani sebelum-sebelumnya. Kali ini perjalanan penyakitnya cepat sekali memburuk. Angka kematiannya sangat tinggi sampai saat ini sekitar 45 atau 48 persen dan sangat menurun sekali kondisinya. Nah itu kita sebut dengan progresif,” jelasnya.

“Lalu kita sebut dengan atipikal karena sampai sekarang penyebabnya tidak diketahui. Sampai sekarang itu masih dalam proses investigasi. Semua anak bisa mengalami hal ini bila kita mengetahuinya penyebabnya, baik itu yang sudah pernah menderita sakit ginjal maupun yang ginjalnya masih sehat,” sambung dokter Bobby.

COVID-19 bisa sebabkan gangguan ginjal akut?

Dokter Bobby menjelaskan COVID-19 merupakan penyakit menular yang bisa menyebabkan gangguan ginjal akut, Bunda. Namun, gangguan ginjal akut ini terjadi saat penderita terinfeksi virus COVID-19.

“Apa penyakit menular yang bisa menyebabkan gagal ginjal akut ini (secara umum)? Pada laporan dari rekan-rekan dokter di Indonesia, ada juga terjadi dari infeksi COVID-19 yang langsung dapat menyebabkan gagal ginjal akut,” jelasnya.

“Namun bukan yang saat ini terjadi. Ini saat dia menderita COVID-19, terjadi kelainan. Nah, COVID-nya itu lah yang menularkan, tapi tidak gagal ginjal akutnya tidak menular,” lanjut dokter Bobby.

Lebih lanjut, Bobby menjelaskan salah satu tanda anak mengalami gangguan ginjal adalah jumlah urine yang sedikit atau bahkan tidak ada sama sekali. Lantas, berapa lama umumnya anak mengeluarkan urine?

Simak penjelasan dr. Bobby di laman berikutnya ya, Bunda.

    20 Dongeng Sebelum Tidur Penuh Makna dan Mendidik

    Fakta Paracetamol Sirop: Larangan Konsumsi & Langkah Tepat Obati Anak Demam

Bunda, yuk download aplikasi digital Allo Bank di sini. Dapatkan diskon 10 persen dan cashback 5 persen.