redaksiharian.com – Dalam membangun startup (perusahaan rintisan), mencapai pertumbuhan bisnis yang cepat dan segera menghasilkan pendapatan dengan biaya seminim mungkin merupakan idaman setiap founder.
Hanya saja, banyak startup yang akhirnya gagal akibat kesalahan dalam melakukan penskalaan bisnisnya.
Menurut studi yang dirilis oleh Startup Genome Report, sekitar 70 persen startup digital gagal akibat penskalaan bisnis yang prematur.
Salah satu faktornya adalah karena produk yang belum siap dan tidak benar-benar menjawab kebutuhan konsumen.
Ini lah mengapa startup, terutama di tahap early-stage, perlu untuk melakukan iterasi produk hingga mencapai tahapan product-market fit.
Lalu pertanyaan selanjutnya adalah apa yang harus dilakukan founder untuk dapat mencapai tahapan product-market fit dan bagaimana mengetahui bilamana produknya telah mencapai tahapan tersebu?
Berikut di bawah ini wawasan yang dirangkum oleh Startup Studio Indonesia yang dapat menjadi tips bagi para founder startup:
1. Jadilah founder yang berorientasi pada produk
Tidak dapat dipungkiri bahwa startup identik dengan teknologi dan internet. Namun jangan sampai salah kaprah sehingga pengembangan produk terpusat pada pengembangan teknologinya saja.
Prinsip utama yang harus selalu diingat oleh para founder adalah apakah produk yang diciptakan dapat menjawab permasalahan yang ada di masyarakat, dan seberapa signifikan dampak produk tersebut dalam membangun sebuah budaya baru yang lebih baik bagi masyarakat.
Untuk dapat mencapai tahapan product-market fit, founder startup harus berorientasi pada konsumen dalam melakukan iterasi penyempurnaan produknya.
Kesalahan yang sering terjadi, founder bersikeras membuat produk yang menurut mereka terbaik bagi konsumennya tanpa bertanya kepada konsumen apa masalah sebenarnya dan apa yang mereka butuhkan.
2. Founder Sebagai Pengarah Visi & Pembuat Keputusan
Sebagai founder, Anda adalah orang yang paling mengerti visi dan misi yang ingin dicapai. Anda adalah sang pembuat visi dan pembuat keputusan dalam bisnis startup yang sedang Anda bangun.
Visi ini harus ditetapkan sejak awal Anda membangun bisnis startup dan pastikan tim Anda mengerti dan mempercayai visi dan misi yang telah didefinisikan.
Visi misi ini akan menjadi pengarah tim Anda dalam mengembangkan produk dan bisnis. Jangan terikat pada satu produk ketika Anda tahu itu tidak akan berhasil.
Jadilah seorang founder yang cekatan dan tahu bagaimana membuat keputusan yang tepat dan kapan harus melakukannya.
3. Bangun Tim Produk Yang Andal
Untuk dapat berhasil mencapai tahapan product-market fit, founder startup harus didukung oleh tim produk yang andal.
Oleh karena itu, membangun tim produk yang tepat sangat lah krusial. Beberapa ketrampilan yang perlu dipertimbangkan founder ketika akan merekrut tim produk adalah:
4. Lakukan Pengukuran Metrik Product-Market Fit yang Tepat
Mengukur metrik product-market fit adalah metode untuk melacak perjalanan Anda menuju product-market fit.
Ini mencerminkan bagaimana konsumen menggunakan produk Anda dan seberapa dibutuhkan produk itu di pasar.
Beberapa metrik penting yang harus diperhatikan oleh founder ketika mengevaluasi produknya adalah pertumbuhan pengguna aktif produk Anda (bisa bulanan, mingguan bahkan harian bergantung pada jenis dan model bisnis), tingkat retensi pengguna, pertumbuhan metrik pengguna dan product-market fit, dan tingkat referral (apakah pengguna mereferensikan produk Anda ke pengguna lain).
Hingga saat ini belum ada tolak ukur standar keberhasilan dalam pencapaian product-market fit.
Menurut rangkuman Startup Studio Indonesia, pertumbuhan pengguna aktif yang baik bagi startup di tahap early[1]stage adalah setidaknya sekitar 7 (tujuh) persen pertumbuhan mingguan. Hal ini mengacu pada standar Y Combinator.
5. Cari Mentor Yang Tepat Untuk Akselerasi Bisnis Anda
Anda dapat mempelajari banyak materi prinsip dasar membangun startup dan tahapan product-market fit dengan menjelajahi internet.
Namun alangkah baiknya bila Anda juga memiliki mentor yang dapat memberikan wawasan praktis berdasarkan pengalamannya yang sudah terlebih dahulu membangun bisnis startup.
Startup Studio Indonesia, program inkubasi yang diinisiasi oleh Kominfo memberikan wadah bagi para founder early-stage startup untuk bertemu dan mendapatkan coaching/mentoring langsung dari para pendiri dan praktisi startup aktif dan terkemuka di Indonesia.
“Sekitar 60 pendiri dan praktisi startup aktif dan terkemuka telah bergabung menjadi mentor di Startup Studio Indonesia. Tujuan program Startup Studio Indonesia adalah membangun semangat kolaborasi antar pelaku startup untuk bersama-sama membangun ekosistem ekonomi digital yang tangguh melalui transfer pengetahuan, pembangunan karakter dan kompetensi startup yang berdaya saing tinggi,” jelas Semuel Abrijani Pangerapan, B.Sc., Direktur Jenderal Aplikasi Informatika Kementerian Komunikasi dan Informatika Republik Indonesia.