redaksiharian.com – Memiliki valuasi bernilai fantastis dan pendanaan besar yang didukung para investor terkemuka tidaklah menjamin sebuah startup mampu berumur panjang.
Faktanya, banyak deretan startup di dunia yang walaupun sudah bergelar Unicorn terpaksa harus gulung tikar karena berbagai permasalahan yang dialami.
Melihat hal tersebut, berikut ini telah InfoKomputer rangkum beberapa startup bervaluasi besar yang harus mengalami kebangkrutan. Silahkan disimak!
1. Rethink Robotics
Startup ini merupakan pembuat robot kolaboratif yang membantu mempermudah pekerjaan manusia yang bernama “Baxter” dan “Sawyer”.
Sebelum menggunakan nama Rethink Robotics, mereka bernama Heartland Robotics.
Bermarkas di Boston, Amerika Serikat, startup ini mengumumkan kebangkrutannya pada tahun 2018 lalu.
Kehabisan uang lantaran penjualan robot yang tidak sesuai harapan merupakan penyebab utama bangkrutnya startup ini.
Sepanjang perusahaan berdiri, diketahui telah memiliki valuasi hingga US$291 juta.
Sedangkan untuk pendanaan yang pernah didapatkan dari investor, startup ini telah berhasil mengumpulkan dana hingga US$150 juta.
2. Shyp
Didirikan pada tahun 2013, Shyp adalah startup di bidang pengiriman on-demand untuk barang atau logistik.
Total pendanaan dari berbagai investor yang pernah diraih oleh startup ini berjumlah US$62 juta. Sedangkan untuk jumlah valuasinya, Shyp memiliki nilai valuasi hingga US$275 juta.
Sebenarnya, pada awal kehadiran Shyp memiliki pertumbuhan pengguna yang sangat positif. Namun, lama-kelamaan jumlah pengguna semakin berkurang lantaran beralih ke platform lain milik kompetitor.
Sempat mengganti strategi bisnisnya, sayangnya tidak menolong bagi keberlangsungan Shyp.
Akhirnya, startup ini punharus mengakui kekalahan dengan para kompetitornya dan menyatakan resmi tutup pada Maret 2018 lalu.
3. Theranos
Didirikan oleh Elizabeth Holmes, Theranos adalah startup di bidang kesehatan yang mengembangkan sebuah teknologi bernama “Edison”.
Dengan teknologi itu, Theranos mengklaim bahwa dengan setetes darah saja dapat digunakan untuk melakukan berbagai pengujian mengenai kesehatan dari seorang pasien.
Lantaran inovasinya yang menarik, startup ini pun berhasil memikat hati para investor dan tercatat telah berhasil mengumpulkan pendanaan hingga US$810 juta.
Bahkan, untuk nilai valuasinya sendiri Theranos menghasilkan hingga US$9 miliar dan menjadikannya salah satu startup Unicorn dari Silicon Valley.
Mirisnya, pada tahun 2018 startup ini terpaksa gulung tikar lantaran terbukti melakukan kebohongan publik atas teknologi yang mereka ciptakan.
Akibatnya, Holmes dituntut denda dan seluruh keuntungan serta aset perusahaan diambil oleh para investornya.
Tidak hanya itu, ia juga mendapat sanksi untuk tidak menjabat sebagai pemimpin di perusahaan publik selama 10 tahun.
4. Jawbone
Merupakan sebuah startup asal Amerika Serikat yang terkenal dengan produk seperti bluetooth earphones, bluetooth speakerphones, dan fitness trackers.
Pada tahun 2017, perusahaan ini terpaksa melakukan likuidasi aset dkarenakan sudah tidak mampu lagi mengatasi krisis keuangan.
Pangsa pasarnya yang kian tergerus akibat ketidakmampuan bersaing dengan kompetitor seperti Fitbit dan Samsung juga menjadi alasan jatuhnya startup yang menyandang gelar Unicorn itu.
Sebelum mengalami kebangkrutan, Jawbone memiliki valuasi yang mencapai nilai US$3,2 miliar.
Sedangkan terkait pendanaan, startup ini sudah mendapatkan pendanaan dengan total hampir US$1 miliar yang berasal dari beberapa investor.
Saat ini, Hosain Rahman, CEO Jawbone, telah mendirikan perusahaan baru yang bernama Jawbone Health Hub dengan fokus menghadirkan produk-produk teknologi untuk kesehatan.
5. Powa Technologies
Berbasis di Inggris, Powa Technologies merupakan startup pengembang platform yang memiliki kemampuan untuk menyediakan kapabilitas menangani situasi multisite e-commerce.
Platform yang disediakan terdiri dari PowaTag dan PowaPOS yang dapat digunakan oleh konsumen dan penjual, dan PowaWeb yang menyediakan kenyamanan multi-channel shopping.
Berkat kesuksesan dari platform-platform itu, pada masanya startup ini pun berhasil memiliki kantor cabang di 13 negara di seluruh dunia.
Sayangnya, startup yang miliki gelar Unicorn ini terpaksa bangkrut karena memiliki masalah hutang yang tak mampu diselesaikan.
Sebagai startup yang memiliki total valuasi mencapai US$2,7 miliar, kegagalan Powa Technologies merupakan yang terbesar yang pernah dialami oleh sebuah startup di Inggris.
6. Ofo
Startup layanan bike sharing (berbagi sepeda) asal Negeri Tirai Bambu, Ofo, menyatakan bahwa mereka tengah mengalami masalah keuangan yang besar dan diisukan akan segera mengalami kebangkrutan.
Strategi “bakar duit” yang berlebihan dan model bisnis yang tidak jelas dikabarkan menjadi penyebab utamanya.
Ofo sendiri merupakan salah satu startup bergelar Unicorn yang memiliki valuasi sebesar US$2 miliar.
Startup ini juga sempat mendapatkan pendanaan dari beberapa perusahaan terkemuka.
Alibaba Holding Ltd. dan Didi Chuxing merupakan contoh perusahaan yang pernah berinvestasi miliaran dolar kepada Ofo.
Meski sempat mengalami masa keemasan, kini layanan Ofo mulai ditinggalkan oleh sebagian besar penggunanya.
Lebih parahnya, ribuan sepeda yang ada di area publik menjadi tidak terurus dan malah merusak penampilan wajah beberapa kota di Cina.
Dai Wei, CEO Ofo, kini juga sedang menjalani proses hukum dan masuk dalam daftar hitam di negaranya sendiri tersebut.