redaksiharian.com – Ibu Menyusui

Dream – Bagi para ibu menyusui yang bekerja atau harus beraktivitas di luar dan meninggalkan bayinya di rumah, pastinya selalu memerah atau memompa ASI. Stok ASI perah ini nantinya dibawa kembali ke rumah dengan cooler bag untuk kemudian dimasukkan ke lemari es.

Ada juga yang menyetoknya cukup banyak di freezer dan bisa bertahan hingga berbulan-bulan. Untuk ASI yang masih cair di kulkas dan ingin diberikan untuk bayi biasanya dihangatkan lebih dulu dengan merendamnya.

Lalu apakah aman jika memberikan ASI yang masih dingin pada bayi? ASI sebenarnya cukup aman dalam suhu apapun untuk diberikan pada bayi, namun ada beberapa hal yang harus diperhatikan.

” Untuk menghindari suhu yang terlalu dingin, tes dulu sebelum diberikan. Terkadang ASI yang kita berikan terlalu dingin untuk di lidah bayi dan ia tak mau meminumnya karena terbiasa dengan ASI yang hangat,” kata Swati Patwal, M.Sc., seorang ahli gizi.

Beberapa bayi yang tak biasa minum ASI dingin kerap menolak saat diberikan, ada juga yang muntah karena tak terbiasa. Bila ingin memberikan ASI dingin sebaiknya tak dalam jumlah banyak dan perhatikan kondisi bayi setelah meminumnya.

Sebenarnya, minum ASI dingin juga memberikan beberapa keuntungan. Antara lain, bayi tak berisiko mengalami lidah kepanasan karena ASI yang dihangatkan dan lebih menghemat waktu tak perlu menunggu.

Kekurangan Memberikan ASI atau Susu Formula DinginSelain kelebihan, memberi minum susu dingin kepada bayi juga memiliki kekurangan tersendiri. Misalnya, jika bayi yang disusui selalu minum susu hangat, mereka mungkin menolak untuk meminum susu dibgin dari botol.

” ASI terkadang sulit untuk tercampur bagian hindmilk dan foremilk, padahal keduanya sangat dibutuhkan bayi,” kata Patwal.

Laporan: Meisya Harsa Dwipuspita/ Sumber: MomJunction

Risiko yang Bisa Terjadi Saat Hamil di Masa Menyusui

Dream – Menyusui sering dianggap kontrasepsi atau KB alami oleh para pasangan. Hal ini membuat para ibu menyusui tak terlalu memperhatikan soal perencanaan kehamilan.

Hal yang terjadi kemudan ternyata malah ” kebobolan” . Ibu hamil lagi saat masih menyusui. Memang, memyusui bisa mencegah terjadi ovulasi tapi hal ini tak jadi jaminan ibu tak akan hamil.

Ada beberapa alasan ibu hamil muda saat masih menyusui. Dikutip dari KlikDokter, salah satu alasannya adalah karena usia si Kakak masih memerlukan ASI. Ada juga yang masih ingin menyusui atau anak belum disapih.

Efek menyusui saat hamil muda dapat bervariasi, mulai dari yang berat hingga yang ringan. Berikut ini adalah beberapa efek menyusui saat masih hamil muda yang bisa terjadi:

1. Keguguran dan Kelahiran PrematurMenyusui melepaskan hormon oksitosin yang memicu kontraksi pada rahim. Kadar hormon oksitosin yang dilepaskan saat menyusui ini terbilang rendah dan pada kondisi kehamilan dan Ibu yang sehat.

Hal tersebut pada umumnya tidak menyebabkan masalah. Pada kondisi kehamilan yang berisiko tinggi, hal ini berpotensi menyebabkan keguguran pada kehamilan muda atau kelahiran prematur pada kehamilan yang lebih tua.

Menurut penelitian, menyusui eksklusif saat hamil (di saat bayi belum menerima MPASI) meningkatkan risiko keguguran. Risiko ini tidak berlaku pada ibu yang tidak sedang memberikan ASI eksklusif (ASI sudah didampingi makanan). Kondisi tersebut terjadi karena adanya dua hal besar yang memberi beban pada tubuh secara bersamaan, yaitu hamil dan produksi ASI eksklusif.

2. Masalah Gizi

Hamil saat menyusui memberikan beban gizi pada tubuh ibu. Pasalnya, selain diserap tubuh sendiri, nutrisi yang masuk perlu didistribusikan ke janin dan digunakan untuk produksi ASI.

Sampai saat ini, belum diketahui jelas bagaimana menyusui saat hamil memengaruhi status gizi ibu. Apalagi di negara berkembang yang masih memiliki angka infeksi yang tinggi dan status gizi baik masih rendah.

© Shutterstock

Faktanya, status gizi ibu tentu sangat memengaruhi kesehatan janin dan pertumbuhannya, kesehatan ibu sendiri, dan komposisi ASI yang diberikan kepada anak yang lebih besar.

Penjelasan selengkapnya baca di sini.