redaksiharian.com

    22SHARES

Ibu Menyusui/ Foto: Shutterstock

Dream – Sepanjang kehamilan, tubuh ibu akan otomatis mempersiapkan diri untuk melahirkan. Setelah melahirkan, hormon di tubuh langsung berubah drastis agar tubuh ibu memproduksi air susu sesuai dengan kebutuhan bayi.

Saat hamil, kadar progesteron ibu akan meningkat untuk mempertahankan kehamilan. Setelah persalinan, kadar progesteron akan menurun dan akan memberikan sinyal bagi tubuh bahwa inilah saatnya untuk menyusui bayi dan mulai memproduksi ASI (air susu ibu).

Pada hari-hari pertama, bayi akan menerima susu pertamanya, yang disebut kolostrum. Kolostrum sangat kaya akan nutrisi dan menyediakan semua yang dibutuhkan oleh bayi baru lahir.

Kolostrum akan berubah menjadi pasokan ASI di hari-hari berikutnya. Dari hari ke-2 hingga hari ke-8 (rata-rata 3-5) pascapersalinan, payudara akan terasa penuh. Kondisi tersebut berarti ASI mulai diproduksi secara rutin.

Produksi ASI memang akan terjadi secara alamiah. Meskipun begitu, para ibu dapat melakukan cara-cara berikut agar produksi lebih lancar sehingga proses menyusui lebih optimal.

Kontak kulit dengan bayi/ skin to skin

© MEN

Cara ini memiliki peran besar di awal menyusui. Bisa dimulai dengan proses inisiasi menyusui dini (IMD) setelah melahirkan, yaitu menaruh bayi yang baru lahir di perut ibu dan membiarkannya merangkak mencari puting susu. Sentuhan kulit antara ibu dan bayi akan mempengaruhi hormon untuk memproduksi ASI. Begitu juga saat menyusui di rumah, tempelkan pipi bayi pada payudara ibu. Dengan begitu, bayi tahu bau khas sang ibu dan proses menyusui jadi lebih lancar.

Menyusui di “Golden Hour”

Waktu emas bagi ibu untuk menyusui bayi adalah di dua jam pertama setelah persalinan. Pada waktu tersebut, bayi akan segera mendapat manfaat dari komponen nutrisi yang ada pada kolostrum. Bayi juga belajar mengisap dan mencari payudara, seperti latihan awal menyusui.

© MEN

Sering-Sering Menyusui BayiSetelah minggu-minggu awal melahirkan, sangat penting untuk sering-sering mengeluarkan ASI. Mengeluarkan ASI membantu memberitahu tubuh ibu berapa banyak ASI yang dibutuhkan dan diperlukan untuk memastikan pasokan susu yang cukup dalam beberapa minggu mendatang untuk mendukung kebutuhan pertumbuhan bayi.

Pastikan Pelekatan Benar

Pastikan pelekatan mulut bayi pada payudara ibu dilakukan dengan benar. Perlekatan yang baik adalah kemampuan bayi untuk mengisap puting susu, mengarahkan bibir atas dan bawah ke luar pada bagian areola payudara. Bibir bayi juga tetap menempel erat di antara semburan susu dan isapan.

Nutrisi dan TidurNutrisi sangat penting saat menyusui. Tubuh ibu akan membutuhkan peningkatan kalori. Maka dari itu, perhatikan asupan makanan yang seimbang saat menyusui. Penuhi juga kebutuhan cairan, perbanyak minum air mineral dan kurangil asupan kafein.

Laporan Meisya Harsa Dwipuspita/ Sumber: Baby-Chick

4 Alasan Ibu Menyusui Sering Terserang Migrain

Dream – Setelah melahirkan, tubuh ibu akan langsung beradaptasi untuk ” tugas” baru, yaitu menyusui. Sambil mengurus bayi, menyusui dan beradaptasi dengan banyak hal, perubahan memang terjadi secara drastis.

Hal tersebut juga berdampak pada kondisi kesehatan ibu. Saat menyusui, ibu juga kerap mengalami nyeri di payudara, pegal, migrain. Untuk kelauhan migrain, kadang sangat menganggu sampai membuat ibu kehilangan nafsu makan dan muntah.

© Dream

Migrain dapat berupa sensasi berdenyut hebat di sekitar kepala. Kondisi ini dapat bertahan selama 2-3 hari, yang dapat membuat ibu merasa terganggu. Hal ini juga kadang disertai leher kaku, penglihatan kabur, dan mual serta muntah.

Ada empat penyebab ibu menyusui seringkali mengalami serangan migrain. Apa saja?

Perubahan HormonMigrain dapat terjadi karena perubahan hormonal. Saat menyusui, sang ibu melepaskan hormon oksitosin yang menyebabkan kontraksi saluran susu dan memicu sakit kepala parah. Pelepasan hormon oksitosin ini yang dapat memicu kondisi sakit kepala migrain.

Kurang tidurIbu yang baru melahirkan cenderung kurangan tidur karena sibuk mengurus bayi. Kondisi ini merupakan hal yang wajar dan dapat menyebabkan migrain. Terutama jika tak dibarengan asupan nutrisi yang cukup.

© MEN

StresTidak jarang, ibu yang baru melahirkan merasa stres karena kelelahan, tak didukung orang sekitar dan mendapat banyak tekanan. Hal ini dapat menyebabkan sakit kepala migrain.

FonofobiaBeberapa orang memiliki kecenderungan tak bisa mendengar suara tertentu, kondisi ini disebut fonofobia. Suara apapun, seperti mesin, air, kendaraan dan lainnya. Beberapa bahkan sampai mengalami migrain. Bila ibu memiliki kecenderungan ini sebaiknya hindari suara yang memicu ketakutan/ kecemasan tersebut.

Laporan: Meisya Harsa Dwipuspita/ Sumber: MomJunction