redaksiharian.com – Ginjal yang sehat dapat menyaring, membersihkan darah, dan mengeluarkan cairan berlebih melalui urine. Namun, ketika seseorang menderita penyakit ginjal kronis tentunya kemampuan fungsi organ ini pun menurun drastis. Akibatnya, ginjal tidak sanggup lagi membuang limbah dan cairan berlebih dari darah. Kondisi ini membuat pengidapnya mengalami kondisi kesehatan yang lebih serius.

Untuk mengatasi kondisi tersebut, dokter mungkin akan menyarankan pasien untuk melakukan terapi cuci darah atau hemodialisis. Terapi ini dilakukan menggunakan mesin cuci darah bernama dialisis.

Hemodialisis adalah pengeluaran zat sisa metabolisme seperti ureum dan zat beracun lainnya, dengan mengalirkan darah lewat alat dializer yang berisi membrane yang selektif-permeabel dimana melalui membrane tersebut fusi zat-zat yang tidak dikehendaki terjadi. Kondisi tersebutlah yang membuat tubuh membutuhkan proses cuci darah menggunakan bantuan alat medis. Dengan kata lain, perawatan ini menggantikan peran ginjal ketika organ tersebut sudah tidak mampu bekerja secara efektif.

Untuk melakukan perawatan ini, prosesnya akan dibantu menggunakan mesin khusus untuk menggantikan ginjal yang rusak agar tubuh bisa menyaring darah. Mesin ini berperan sebagai ginjal artifisial (ginjal buatan) yang dapat menyingkirkan zat-zat kotor, garam, serta air berlebih yang ada di dalam darah pengidap.

Dalam prosesnya, pembuluh darah pasien akan dimasukkan jarum oleh petugas medis. Tindakan ini bertujuan untuk menghubungkan aliran darah tubuh pasien ke mesin pencuci darah. Setelah itu, darah kotor akan disaring dalam mesin pencuci darah. Setelah proses penyaringan selesai, selanjutnya darah bersih akan dialirkan ke dalam tubuh pasien.

Cuci darah dengan menggunakan metode ini bisa menghabiskan waktu sekitar empat jam per sesi. Dalam seminggu, pengidap perlu menjalani setidaknya tiga sesi dan hanya bisa dilakukan di klinik cuci darah atau rumah sakit.

Dalam beberapa kasus, hemodialisa bisa menimbulkan efek samping, seperti kram otot atau kulit gatal. Tak hanya itu saja, dalam beberapa kasus cuci darah juga bisa menyebabkan efek samping seperti perut terasa penuh, atau kenaikan berat badan karena cairan dialisat yang digunakan mengandung kadar gula tinggi.