redaksiharian.com – Dinas Pendidikan Surabaya berencana akan membebaskan pekerjaan rumah atau PR. Bebas PR ini akan diterapkan dengan tujuan mengurangi beban tugas bagi pelajar SD dan SMP.

Rencana penghapusan pekerjaan sekolah (PR) tersebut sempat membuat gaduh hingga menimbulkan pro dan kontra di kalangan para orangtua di kota Surabaya.

Wacana tersebut sebenarnya bukanlah hal yang baru lho, Ma. Hal ini dikarenakan sejak adanya Kurikulum 2013 dan Kurikulum Merdeka, PR yang terkaitan dengan mata pelajaran telah tidak direkomendasikan untuk diberikan pada para pelajar.

Untuk mengetahui informasinya lebih lanjut terkait pemkot Surabaya akan resmi hapus PR untuk anak SD dan SMP yang telah rangkum beberapa faktanya.

Yuk, simak!

1. PR diganti dengan dua jam pelajaran kelas lain

Rencana penghapusan PR oleh Pemerintah Kota (Pemkot) Surabaya melalui Dinas Pendidikan (Dispendik) Surabaya akan segera diberlakukan.

Penghapusan PR tersebut dilakukan supaya pelajar tidak terbebani dengan adanya PR sehingga waktu yang tersisa di rumah dapat dipakai untuk hal-hal bermanfaat lain dan bersosialisasi dengan temannya.

Sebagai gantinya, pelajar SD dan SMP akan memperoleh 2 jam kelas lain berupa pengayaan yang dipakai untuk pendalaman karakter siswa.

“Sebetulnya PR itu jangan membebani anak-anak, tapi yang saya rubah PR itu adalah untuk kegiatan pembentukan karakter. Saya harap meskipun ada PR tapi tidak terlalu berat dan terlalu banyak, yang penting adalah pertumbuhan karakter mereka,” ujar Wali Kota Eri Cahyadi pada Jumat (21/10/2022).

2. Resmi diterapkan saat Hari Pahlawan

Pelajar Sekolah Dasar (SD) sampai Sekolah Menengah Pertama (SMP) di Surabaya tidak lagi diberi pekerjaan rumah (PR).

Kebijakan membebaskan pelajar SD dan SMP dari pekerjaan rumah (PR) sekolah bakal dimulai pada 10 November 2022 dalam rangka Hari Pahlawan. Rencana tersebut pun didukung Komisi D Bidang Pendidikan Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Kota Surabaya.

Khusnul Khotimah selaku Ketua Komisi D DPRD Surabaya, mengatakan bahwa pembebasan pelajar dari PR sekolah ini sebanding dengan masukan-masukan yang diutarakan guru ngaji ketika dirinya melakukan reses beberapa waktu lalu.

“Para guru TPA (Taman Pendidikan Alquran) memberikan masukan kepada saya waktu reses, agar sekolah tidak lagi memberikan tugas-tugas sekolah atau PR secara terus-menerus dalam kurun waktu satu pekan,” unhgkap Khusnul, pada Rabu (19/10/2022)

3. Dampak penghapusan PR bagi pelajar

Rencana menghapuskan PR bagi pelajar SD dan SMP di kota Surabaya tentu saja menimbulkan dampak negati dan positif.

Dampak positifnya, pelajar memiliki waktu lebih luang untuk mengeksplorasi potensi dirinya, membangun kedekatan bersama keluarga, melakukan aktivitas lain, dan berinteraksi dengan teman sebaya di lingkungan sekitar.

Sisi negatifnya yakni terdapat beberapa anak yang memang membutuhkan latihan agar semakin rajin dan menguasai pelajaran yang disampaikan oleh guru melalui PR.

Sebagian orangtua di kota Surabaya pun dapat ikut stres sebab kebijakan tersebut. Apabila PR dihapus, maka otomatis orangtua harus menyiapkan berbagai aktivitas dan program yang menyenangkan sekaligus bermanfaat bagi anak seusai bersekolah.

Oleh karena itu, orangtua diharapkan bisa ikut aktif lagi dan mempunyai strategi yang tepat untuk mengatur waktu belajar bagi anak-anak mereka.

Itulah informasi mengenai pemkot Surabaya akan resmi hapus PR untuk anak SD dan SMP.