redaksiharian.com – Li Qiang yang menjabat sebagai Sekretaris Partai Shanghai telah dipilih Presiden Xi Jinping menjadi anggota Komite Tetap Politbiro (PSC) dalam Kongres ke-20 Partai Komunis China (PKC) yang berakhir pada Minggu (23/10/2022).

Li Qiang, salah satu loyalis Xi Jinping , berperan dalam menegakkan kebijakan penguncian Covid-19 selama dua bulan di Shanghai.

Elit partai komunis ini diangkat ke posisi No.2 di Komite Tetap Politbiro beranggotakan tujuh orang pada Minggu (23/10/2022).

Menurut pengamat, pengangkatannya dianggap sebagai tanda bahwa Xi menghargai kesetiaan dan kedekatan, daripada kompetensi.

Posisi ini membuka jalannya untuk mengambil alih peran sebagai perdana menteri.

Perdana Menteri saat ini, Li Keqiang, akan mengundurkan diri pada bulan Maret setelah menjabat selama dua periode.

“Sejujurnya, saya tidak memasukkan dia (Li Qiang) ke dalam daftar saya,” kata Joerg Wuttke, presiden Kamar Dagang Uni Eropa di China , yang mengharapkan Hu Chunhua atau Wang Yang yang berpikiran reformasi akan ditunjuk sebagai perdana menteri berikutnya.

Namun keduanya justru dikeluarkan dari Politbiro baru yang beranggotakan 24 orang.

Li menjadi sasaran kemarahan media sosial selama penguncian Covid-19 yang berdampak pada ekonomi Shanghai.

“Ia akan menjadi Perdana Menteri China pertama sejak 1976 yang sebelumnya tidak menjabat wakil perdana menteri,” cuit Neil Thomas, analis senior untuk China dan Asia Timur Laut di Eurasia Group.

“Tradisi seseorang yang menjadi perdana menteri harus menjadi wakil perdana menteri sebelumnya, ini benar-benar bertentangan dengan konvensi partai,” kata Willy Lam, rekan senior di Jamestown Foundation, sebuah think tank AS.

Menurutnya, kinerja Li di Shanghai biasa-biasa saja.

Sosok Li Qiang

Sebagai pejabat tinggi di pusat komersial China dan kota terpadatnya, posisi Li sebagai ketua Partai Shanghai menjadi batu loncatan menuju peran utama dalam struktur kekuasaan China .

Hubungan Li Qiang (63) dengan Presiden Xi (69) sudah terjalin selama hampir dua dekade.

Berasal dari Provinsi Zhejiang, Li adalah kepala staf Xi Jinping dari 2004 hingga 2007 ketika Xi masih menjadi ketua partai di Zhejiang.

Posisi kepala staf menjadikan Li sebagai orang kepercayaan bagi Xi Jinping, lapor Reuters .

Setelah Xi menjadi pemimpin China , dia pertama-tama mempromosikan Li menjadi Gubernur Zhejiang.

Promosi ini memberi Li pengalaman di pemerintahan regional dan kredensial yang dia butuhkan untuk peran yang lebih besar.

Pada 2015, Li menemani Xi dalam kunjungan ke Amerika Serikat untuk bertemu dengan Presiden Barack Obama.

Saat berada di Seattle, Li berpidato yang menyerukan lebih banyak kerja sama antara perusahaan-perusahaan Zhejiang dan AS.

Ketika Xi memecat beberapa pejabat di Provinsi Jiangsu sebagai bagian dari pemberantasan korupsi dan membutuhkan seseorang yang dapat dipercaya untuk mengisi kekosongan politik, ia mengirim Li pada tahun 2016 dan mengangkatnya menjadi ketua partai provinsi.

Xi menunjuk Li sebagai pemimpin Partai Shanghai pada 2017, sebagai bagian dari langkah strategis untuk menempatkan sekutunya di posisi kunci dan membawa basis kekuatannya ke jajaran atas partai.

Selama lockdown Shanghai, Li berulang kali muncul di media pemerintah saat melakukan kunjungan ke kompleks perumahan dan rumah sakit.

Sebagai perdana menteri, Li akan bertanggung jawab untuk menghidupkan kembali ekonomi China yang merosot karena kebijakan nol Covid, serta ketegangan dengan Barat, dilansir Guardian .

Dia diharapkan untuk fokus pada inovasi dan industri teknologi tinggi, sesuai dengan rencana Xi.

Li, yang telah memimpin banyak investasi asing di Shanghai selama masa jabatannya, digambarkan oleh orang-orang yang bertemu dengannya memiliki gaya kerja yang pro-bisnis dan pragmatis.

Sebagai orang kepercayaan Xi, Li kemungkinan akan diberi kendali yang lebih bebas untuk mengelola ekonomi daripada pendahulunya Li Keqiang, yang dipandang oleh Xi sebagai ancaman.

Willy Lam, seorang rekan senior di Jamestown Foundation, sebuah think tank yang berbasis di Washington, mengatakan Li menyadari hutang budinya dengan Xi.

“Li tidak memiliki pencapaian politik khusus untuk mendukungnya, jadi dia sangat jelas berutang posisinya kepada Xi.”

“Jadi, apa pun yang diminta Xi untuk dilakukan, dia akan menerapkannya. Dia akan sangat berbeda dari Li Keqiang, dia harus mengikuti Xi 100 persen,” kata Lam.

(Tribunnews/Ika Nur Cahyani)

Xi Jinping Kembali Terpilih sebagai Presiden China, Disebut Jadi Penguasa Terkuat sejak Mao Zedong

Privacy Policy

We do not collect identifiable data about you if you are viewing from the EU countries.For more information about our privacy policy, click here