redaksiharian.com – Buat kamu yang kebetulan lagi ada di Jakarta, dan sedang bingung ingin menghabiskan akhir pekan ke mana, bisa berkunjung ke Museum Batik Indonesia yang ada di kawasan Taman Mini Indonesia Indah (TMII) Jakarta Timur.

Akses dengan transportasi umum pun terbilang mudah, sebab hanya perlu naik commuter line sampai Stasiun Cawang, lalu dilanjutkan dengan TransJakarta nomor 7D (Kampung Rambutan), dan berhenti di Green Terace 2.

Dari titik Green Terace 2, kamu bisa lanjut menggunakan ojek online dengan tarif Rp 15.000, atau berjalan kaki sekitar dua kilometer menuju Museum Batik Indonesia.

Aktivitas wisata di Museum Batik Indonesia

Lantas, apa aja sih yang bisa dilakukan di museum ini? Yuk simak!

1. Lihat ratusan koleksi batik dari seluruh Indonesia

Museum Batik Indonesia menyimpan sekitar 860 koleksi kain batik dan serupa batik dari seluruh wilayah di Tanah Air yang dipamerkan dalam tujuh ruang sesi berbeda.

Pengunjung bisa melihat beberapa kain batik dari sejumlah wilayah seperti Kraton Yogyakarta, Keraton Solo, Kanoman dan Kasepuhan Cirebon, Lasem dan Pekalongan. Ada pula dari Madura, Indramayu, Banyumas, Garut, Tasik, dan daerah luar Jawa.

Sedangkan untuk kain serupa batik, ada kain Ma’a dan Sarita dari Toraja yang dibuat menggunakan teknik serupa dengan batik, yakni merintang warna memakai lilin lebah.

Kemudian ada pula kain Simbut berwarna merah tua yang dibuat merintang warna mirip batik, tetapi bahannya menggunakan bubur ketan.

Menariknya, Museum Batik Indonesia juga punya beberapa koleksi kain batik yang mendapat pengaruh asing, seperti Batik Belanda yang sangat terkenal dengan motif-motif bunga dan sudah diproduksi oleh orang-orang Belanda di Tanah Air, sejak sebelum kemerdekaan.

Berikutnya ada kain batik motif Jawa Hokokai yang hanya diproduksi selama masa pendudukan Jepang di Indonesia, yakni pada tahun 1942-1945. Motif ini memiliki ciri khusus, seperti adanya bunga sakura.

Ada pula motif batik yang memiliki pengaruh budaya Tionghoa, dengan motif kilin, motif naga, dan motif burung hong. Hingga Batik Besurek yang berasal dari Bengkulu, batik ini dipenuhi tulisan Arab dan biasanya dibuat sebagai penutup kepala.

2. Lihat sejarah perkembangan Batik Indonesia

Memasuki ruang pertama, yakni ruang Sejarah Batik di Indonesia , pengunjung akan menemukan replika sertifikat UNESCO mengenai penetapan Batik Indonesia yang masuk dalam daftar Warisan Budaya Tak Benda UNESCO.

Pengunjung juga bisa melihat asal-muasal batik yang bahkan diprediksi sudah ada sejak masa Hindu-Budha.

Ini tampak dari beberapa replika artefak dan arca di ruang pameran, seperti replika ventilasi sejak zaman Trowulan yang memiliki penggambaran motif kawung dan sampai sekarang menjadi salah satu motif batik paling populer.

Berikutnya, ada pula replika arca dari abad ke-13 yang memiliki motif patola pada kain yang dikenakan. Motif ini kemudian berkembang menjadi motif jlamprang dan nitik.

“Batik sendiri namanya baru dikenal secara jelas setelah ditulis dengan istilah hambatik, ambatik, dalam naskah Babad Sengkala yang berasal dari abad ke-17 dan dalam Hikayat Panji Jaya Lengkara yang ditulis tahun 1770,” kata Koordinator Museum Batik Indonesia, Archangela kepada Kompas.com, Jumat (21/10/2022).

3. Menonton proses pembuatan batik dan pewarna batik

Museum Batik Indonesia punya Ruang Audio Visual, tempat melihat ilustrasi atau proses pembuatan batik, mulai dari cantingan hingga pewarnaan.

Ruangan ini telah dilengkapi dengan pengeras suara untuk menjelaskan tahap demi tahap yang ada pada video membatik.

Tak hanya itu, di ruang lain juga tersedia televisi lcd yang memutar video proses pembuatan pewarna batik, mulai dari tanaman sampai jadi pasta pewarna.

4. Ikut workshop membatik

Pihak museum juga menyediakan workshop membatik yang bisa diikuti secara gratis untuk saat ini, usai mengakhiri sesi kunjungan. Kain batik yang dibuat boleh dibawa pulang.

Namun untuk bisa mengikuti workshop, calon pengunjung harus janjian terlebih dulu melalui akun Instagram Museum Batik Indonesia agar perlengkapannya dipersiapkan.

5. Foto-foto cantik

Tentunya foto-foto cantik dengan latar aneka kain batik tidak boleh terlewatkan. Setiap titik dalam museum juga sungguh apik.

Tapi ingat ya, tidak boleh menyalakan flash pada ponsel dan kamera saat mengambil foto! Sebab, pencahayaan berlebih bisa merusak kualitas kain batik.

6. Main game

Terakhir, kamu bisa bermain game seputar istilah kata dalam batik di layar pintar yang disediakan pihak museum. Menyenangkan, bukan?