redaksiharian.com – Jakarta — Resesi ekonomi global yang diprediksi terjadi tahun 2023 akan berdampak pada berbagai sektor industri termasuk sepeda motor.

Menanggapi hal tersebut, Ketua Umum Asosiasi Sepeda Motor Indonesia (AISI), Johannes Loman pun mengatakan bahwa sampai saat ini pihaknya masih terus mempelajari dampak resesi tapi belum secara detail.

“Tunggu, kami akan sampaikan jika sudah kami pelajari pasar tahun depan seperti apa,” tegas Johannes Loman, di sela konferensi pers IMOS 2022 di Senayan, Jakarta, Selasa (12/10/2022).

Ilustrasi: AISI belum mempelajari secara detail dampak terhadap industri sepeda motor atas kemungkinan resesi global tahun 2023. (Foto: AHM)

Sementara itu, di tengah kemungkinan resesi tersebut, krisis cip semikonduktor sudah mulai teratasi.

Hal tersebut dapat dilihat dari penjualan sepeda motor yang pada Agustus 2022 lalu mencapai angka 500 ribu unit.

Hanya saja, masih menurut Loman, sepeda motor dengan market yang kecil masih terkena dampak inden walaupun sudah tidak terlalu parah seperti sepeda motor di atas 500 cc.

“Kemungkinan inden masih untuk motor seperti 750 cc atau 1.000 cc. Untuk mass market mudah-mudahan bisa terbantu, tahun depan kalau di atas kertas itu normal tapi tergantung kondisi dunia,” sambung Loman.

Kabar tersebut pun membuat AISI yakin akan tercapainya target penjualan sepeda motor tahun 2022 yang dapat menyentuh 5,1-5,4 juta unit.

Ilustrasi: Krisis cip semikonduktor sudah mulai teratasi, tapi inden panjang masih dilanda sepeda motor yang market-nya kecil. (Foto: Pinterest)

Sebelumnya Menteri Keuangan, Sri Mulyani mengatakan jika resesi global akan terjadi pada tahun 2023 mendatang.

Resesi tersebut disebabkan oleh adanya kenaikan suku bunga secara agresif oleh bank sentral di seluruh dunia guna meredam inflasi.

Bahkan Presiden Joko Widodo juga menyatakan jika tahun depan menjadi tahun gelap yang dipengaruhi krisis ekonomi.

Penulis: Rizen PanjiEditor: Dimas