redaksiharian.com – No Bra Day sebenarnya adalah kampanye untuk membangun kesadaran akan risiko kanker payudara .

Penyakit yang bisa menyerang pria maupun wanita ini bisa diobati dengan lebih baik apabila dideteksi dini.

Sayangnya, kebanyakan pasien kanker payudara terlambat merasakan gejalanya sampai akhirnya kondisinya sudah parah.

Jadi di Hari Tanpa Bra yang jatuh tiap 13 Oktober ini merupakan pengingat agar kita memberikan perhatian lebih pada payudara masing-masing.

Langkah deteksi dini kanker payudara bersama pasangan

Deteksi dini kanker payudara adalah kunci untuk meningkatkan peluang kesembuhan.

Semakin tinggi stadium kanker payudara ketika ditemukan maka angka harapan hidupnya akan semakin rendah.

Deteksi dini bisa dilakukan oleh kita sendiri dengan cara memastikan tidak ada benjolan, perubahan tektur kulit atau gejala lainnya di area payudara dan sekitarnya.

Selain melakukannya sendiri, kita juga bisa minta bantuan pasangan ntuk membantu memeriksa kondisi payudara.

Lakukan secara bergantian pula karena kaum pria juga memiliki risiko yang sama soal penyakit ini.

Selain untuk kesehatan, aktivitas ini bisa tentunya bisa menambah kemesraan bersama pasangan bukan?

Cara ini bukan hanya berdampak baik pada kondisi kesehatan namun dapat menambah kemesraan bersama pasangan.

Sebelumnya, pastikan untuk memahami poin-poin soal gejala kanker payudara agar tidak ada yang luput.

Untuk lebih jelasnya, kita bisa mencari tahu lebih banyak informasi soal benjolan abnormal, nyeri tekan atau perubahan pada payudara yang dimaksud.

Deteksi dini kanker payudara dianjurkan dilakukan satu bulan sekali pada periode waktu yang sama.

Saran terbaik adalah melakukan pemeriksaan pada hari 7-15 hari setelah menstruasi.

Saat itu, payudara akan menjadi lebih empuk dan tidak lagi terasa bengkak sehingga hasilnya bisa lebih akurat.

Kita bisa melakukannya di kamar tidur setelah melakukan aktivitas seksual atau sebelum tidur.

Langkah pertama

Minta pasangan bertelanjang dada dan berbaring telentang di tempat tidur atau sofa.

Posisikan satu tangannya di bagian belakang kepala dan sangga bahunya dengan bantal tipis yang sudah disiapkan.

Langkah kedua

Gunakan tiga jari tengah untuk memberi tekanan pada payudara di bagian yang sama dengan lengan yang terangkat.

Lakukan dengan lembut namun cukup keras, agar bisa merasakan gumpalan atau lekukan apa pun.

Manfaatkan bantalan jari, bukan ujungnya, agar lebih sensitif dan pemeriksaan bisa lebih teliti.

Langkah ketiga

Gerakkan jari sesuai pola, misalnya lingkaran atau naik turun, di payudara dan area sekitarnya termasuk puting dan bawah ketiak.

Rasakan tekstur payudara tersebut untuk mengetahui apakah ada hal yang berbeda.

Pertahankan pola ini saat melakukan deteksi dini kanker payudara di bulan-bulan berikutnya. Hal ini membuat kita lebih mudah membandingkan hasilnya jika ternyata ada perubahan kecil.

Selain itu, periksa untuk melihat apakah ada perbedaan tekstur atau warna kulit, atau keluarnya cairan dari puting.

Langkah keempat

Mintalah pasangan mengangkat lengannya yang lain dan lakukan pemeriksaan serupa pada payudaranya ini.

Terapkan metode yang sama dan terapkan tidak ada yang luput dari pemantauan.

Langkah kelima

Minta pasangan berdiri dan lakukan pemeriksaan pada payudaranya dengan posisi ini.

Sebab, ketika seseorang berdiri, bentuk payudaranya akan berubah dan mungkin menampakkan hal yang sebelumnya tidak terlihat.

Lakukan pemeriksaan serupa seperti ketika berbaring termasuk adanya tonjolan, kulit bersisih atau perubahan bentuk puting.

Tanyakan pada pasangan apakah ia merasakan adanya nyeri, pembengkakan, keluar cairan dari puting atau gejala kanker payudara lainnya.