redaksiharian.com – Perubahan iklim yang tak kunjung usai terus menghantui dunia. Ini karena perubahan kondisi alam yang kemudian akan memberi efek domino kepada masalah pertanian yang akhirnya menghasilkan krisis pangan.
Deputi Bidang Kebijakan Badan Riset Inovasi Nasional (BRIN) Mego Pinandito mengungkapkan untuk mengatasi kompleksitas tersebut, pengembangan riset tengah fokus di sektor energi dan pertanian.
Di sektor energi, Indonesia yang ikut dalam hasil Perjanjian Glasgow yang fokus memecahkan masalah iklim lewat kebijakan Net Zero Emission tentu membutuhkan terobosan baru dalam penggunaan teknologi bersih, serta teknologi terkait energi terbarukan yang saat ini juga menjadi fokus dunia.
Sedangkan di sektor pertanian, Mego mengatakan perubahan iklim mempengaruhi masalah pertanian yang juga berkaitan pangan. Untuk itu, BRIN juga fokus melakukan riset untuk mengembangkan sumber pangan tanah air.
“Pangan Indonesia yang kita tahu saat ini fokus pada beberapa jenis seperti beras, padi. Kemudian kita mengembangkan ke jenis sumber pangan yang lain seperti singkong dan sagu, itu juga perlu diteliti kembali dari sisi fortifikasi atau pengayaan mineral dan vitamin,” ujarnya dalam Tech Conference CNBC Indonesia, Selasa (11/10/2022).
Tidak hanya itu, perubahan iklim yang juga mempengaruhi tanah dan kebutuhan air bersih mengharuskan BRIN melakukan berbagai upaya untuk meningkatkan satu pengembangan teknologi air bersih secara murah dan menghasilkan air yang bersih.
Hal ini pun akan membantu sektor pertanian untuk menciptakan hasil pangan yang lebih baik, yang tentunya melalui hasil kolaborasi antar organisasi dalam BRIN. Misalnya dari riset elektronika dan komputerisasi bersama riset pertanian mengembangkan smart farming hingga cara mendapatkan ikan perairan darat yang tidak berasal dari sungai, namun juga kolam yang dikembangkan sendiri.
“Masyarakat yang tidak punya lahan luas pun juga memiliki satu fasilitas perikanan,” terangnya.
Program-program tersebut, lanjut Mego, terus dikembangkan, termasuk bagaimana riset-riset yang mendorong pengetahuan masyarakat secara sosial, dan terobosan lain untuk meningkatkan ekonomi masyarakat,
“Risetnya beragam, tapi sebetulnya konteks besarnya bagaimana masalah energi dan pangan di Indonesia bisa diselesaikan satu-satu. Jika 2 fokus itu dibedah itu bisa dapat ribuan program yang harus diselesaikan, itu yang menjadi inti rencana riset 2023,” kata Mego.