redaksiharian.com – Pernahkah terpikir di benak kamu bagaimana nantinya keadaan dunia pada bumi di waktu yang mendatang. Beberapa dari kamu pasti berpikir bahwa dunia akan mengalami kemajuan teknologi seperti yang diperlihatkan di film Sci-Fi, beberapa lagi menganggap dunia akan mengalami kehancuran dan menghadapi masa post-apocalyptic.

Namun, tim peneliti dari Universitas Curtin beranggapan berbeda mengenai nasib dunia, khususnya dalam kurun waktu 300 juta tahun mendatang. Hal ini diketahui publikasi penelitian mereka pekan lalu dalam National Science Review.

Para peneliti menemukan, lebih dari 300 juta tahun lagi, seluruh benua di Bumi akan saling bertubrukan menjadi satu dan membentuk benua super bernama Amasia. Bahkan benua yang sangat besar itu diprediksi akan menutupi samudera terbesar di dunia, yaitu Samudera Pasifik.

“Selama 2 miliar tahun terakhir, benua di Bumi telah bertabrakan bersama untuk membentuk benua super setiap 600 juta tahun, yang dikenal sebagai siklus superkontinen. Ini berarti benua saat ini akan menjadi satu lagi dalam waktu beberapa ratus juta tahun,” jelas peneliti Chuang Huang, dikutip dari Futurism The Byte, Minggu (9/10/2022).

Dalam melakukan prediksi, tim ilmuwan menggunakan model geodinamis 4 dimensi dari lempeng tektonik Bumi untuk mencari tahu bagaimana benua super dapat terbentuk dengan cara yang berbeda-beda.

Dari cara-cara penyatuan benua, introversi dan ekstroversi menjadi cara penyatuan yang paling dilirik. Tim ilmuwan menjelaskan melalui introversi, benua akan menutup lautan internal yang terbentuk sebelum benua super pecah. Kemudian melalui ekstroversi, benua-benua akan menutup lautan super.

Setelah melewati dua cara itu, benua super akhirnya terbentuk. Tim ilmuwan menjelaskan jika cara-cara itu memudahkan untuk memprediksi kapan terbentuknya benua super.

Tim ilmuwan mengungkap melalui ekstroversi, benua super lainnya dapat terbentuk. Samudera Pasifik pun akan hilang karena keberadaan benua super ini. Nasib Samudera Pasifik akan sama seperti Samudera Panthalassa yang telah hilang.

“Superkontinen baru yang dihasilkan telah diberi nama Amasia karena beberapa percaya bahwa Samudra Pasifik akan menutup (berlawanan dengan Samudra Atlantik dan Hindia) ketika Amerika bertabrakan dengan Asia,” jelas Huang.

“Benua Australia juga diharapkan berperan dalam hal penting ini. Peristiwa Bumi, pertama bertabrakan dengan Asia dan kemudian menghubungkan Amerika dan Asia setelah Samudra Pasifik ditutup,” imbuhnya.