redaksiharian.com – Pengurus Pusat Persatuan Bola basket Seluruh Indonesia (PP Perbasi) menilai Liga Basket Putri ASEAN mampu menjadi ajang mencetak prestasi baru bagi atlet nasional agar bisa mengejar ketertinggalan dari pebasket putra.
Sekjen PP Perbasi Nirmala Dewi menilai selama ini kompetisi basket tim putri masih minim sehingga kurang menunjang keinginan atlet untuk tampil baik di tingkat nasional dan internasional.
“Ada keluhan yang sama soal liga basket putri di ASEAN. Pebasket putri dituntut untuk berprestasi pada tingkat nasional atau internasional, tapi kami sadar kompetisinya masih sangat jarang,” kata Nirmala dalam konferensi pers di Jakarta, Selasa.
Berangkat dari masalah tersebut, Perbasi melakukan pembicaraan dengan sejumlah perwakilan basket Asia Tenggara dan FIBA Asia di Bangkok, Thailand untuk merumuskan sebuah liga bagi tim putri di tingkat regional.
Perbasi berharap dengan adanya Liga Basket Putri ASEAN dapat memancing pelaksanaan kompetisi lain di negara masing-masing sehingga mendukung perkembangan atlet putri yang lebih kompetitif dan berkualitas.
“Kami menyadari ada kesedihan yang dialami pebasket putri, ingin berkembang tapi tidak ada ajang. Rasanya seperti patah hati. Dengan adanya ajang ini harapannya mereka bisa lebih termotivasi. Penting bagi pebasket putri untuk mengejar mimpi mereka, apalagi yang dari daerah,” ujar Nirmala.
Nirmala memaparkan, Liga Basket Putri ASEAN akan berlangsung di tiga negara dengan lokasi pertama dimulai di Kota Korat, Thailand pada 10-12 Oktober. Kemudian berlanjut di Kuala Lumpur, Malaysia pada 20-22 Oktober, dan babak final akan berlangsung di Surabaya, Jawa Timur 25-30 Oktober.
Dalam kesempatan yang sama, Inisiator Penyelenggara Christopher Tanuwidjaja menjelaskan pranata pertandingan yang akan dipakai.
Mekanisme pertandingan akan memainkan tiga tim dari tiga negara peserta, dengan tambahan Singapura yang masih menunggu surat rekomendasi dari organisasi pengurus.
Hadir atau tidaknya Singapura pada ajang perdana bulan depan akan menentukan pranata kompetisi yang digunakan. Jika hanya tiga negara maka memainkan setengah kompetisi (round robin) dengan tiga gim di setiap negara, lalu dua tim teratas akan langsung melaju ke babak final.
Namun jika Singapura bergabung maka akan memakai dua gim dan berlanjut ke fase babak semifinal dan final.
“Kami masih menunggu surat rekomendasi dari Singapura sampai 30 September. Kalau waktunya sudah mepet kami pun tidak mau memaksakan, yang penting jalan dulu. Ini sebagai ajang uji coba. Nanti akan ada seri lanjutan bagi negara-negara yang belum bisa ikut di Oktober,” kata Christopher.