redaksiharian.comJakarta CNBC Indonesia – Gojek bersama Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif, mitra konservasi, dan Jejak.in menyelenggarakan penanaman lebih dari 40.000 pohon bakau di Taman Hutan Raya Mangrove, Pelabuhan Benoa. Kegiatan tersebut sebagai wujud kolaborasi sektor swasta, pemerintah dan masyarakat untuk lingkungan bertepatan dengan momentum World Tourism Day.

Dalam kesempatan tersebut, Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Sandiaga Uno mengapresiasi Gojek dan Jejak.in yang menyediakan pilihan bagi pelanggannya melakukan penyerapan karbon melalui fitur Pohon Kolektif GoGreener.

“Saya harap fitur ini dapat membantu memudahkan masyarakat untuk turut berpartisipasi dan berkontribusi terhadap target pengurangan emisi karbon 50% di sektor pariwisata dan ekonomi kreatif pada 2035,” ungkap dia dikutip dari keterangan tertulis, Selasa (27/9/2022).

Sandiaga menambahkan, selain fokus pada upaya pemulihan sektor pariwisata pasca pandemi melalui promosi ketahanan wisata, pihaknya juga fokus mendorong bertumbuhnya pariwisata berkelanjutan. Yakni pariwisata yang berorientasi dampak jangka panjang bagi sosial, ekonomi, serta lingkungan.

Menurut dia, berdasarkan data yang ada, sektor pariwisata menyumbang 8% karbon dunia. Sehingga menjadi salah satu topik yang dibahas dalam presidensi G20 Indonesia di Tourism Ministerial Meeting 2022.

“Mari kita lanjutkan perkembangan untuk menciptakan keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia melalui penyesuaian kebijakan untuk menghadapi tantangan di depan mata. Mari kita bangun kondisi sosio-ekonomi masyarakat secara komprehensif dengan tujuan peningkatan taraf hidup masyarakat, kebangkitan ekonomi, dan penciptaan lapangan kerja. Target kami adalah penciptaan 1,1 juta lapangan kerja di 2022 dan 4,4 juta lapangan kerja di 2024,” lanjut Sandi.

Seperti diketahui Gojek telah meluncurkan fitur Pohon Kolektif GoGreener dalam layanan GoRide dan GoCar pada Januari 2022. Fitur ini menarik pelanggan lebih dari 320.000 dan menghasilkan penanaman lebih dari 100.000 pohon. Mulai dari pohon bakau, trembesi, dan nangka dalam kurun waktu kurang dari satu tahun.

Sebelumnya fitur penyerapan jejak karbon juga telah diadopsi oleh Kemenparekraf di website Pesona Indonesia. Melalui fitur ini, masyarakat diberikan kemudahan mengakses informasi terkait dengan jumlah karbon yang dikeluarkan dan informasi tentang jumlah dan perkembangan pohon yang ditanam dari layanan ini.

Sementara itu, Head of Sustainability Grup GoTo, Tanah Sullivan mengungkap komitmen perusahaan untuk terus menjaga transparansi dan inovasi sebagai bagian yang tidak terlepaskan dengan operasional bisnis.

“Dalam mendorong gaya hidup ramah lingkungan, kami menangkap perlu adanya upaya edukasi yang diimbangi dengan inovasi berkelanjutan. Oleh karena itu, kami menggarisbawahi pentingnya transparansi dan inovasi,” jelas dia.

Dia menjelaskan, dengan kerja sama Jejak.in, startup bidang lingkungan yang melakukan pemantauan melalui teknologi berbasis AI dan Internet of Things (IoT), pelanggan bisa mendapatkan laporan melalui email secara berkala.

Adapun teknologi diameter sensor, water infiltrasi sensor, dan soil and air sensor digunakan untuk mengukur diameter pohon, kondisi tanah (kelembapan, suhu, pH, intensitas), serta kondisi udara sehingga bisa diperoleh hasil laporan maksimal.

“Bagi kami transparansi menunjukkan keseriusan dalam menghormati setiap kontribusi pelanggan. Untuk itu, kami memastikan mereka mendapatkan informasi yang jelas, lengkap, dan berkala dari pohon yang telah ditanam,” kata Tanah.

“Di samping transparansi, inovasi dan strategi jangka panjang Gojek dalam bidang keberlanjutan semakin kuat dengan hadirnya fitur Pohon Kolektif GoGreener dalam layanan GoFood. Sambil menjelajah ragam kuliner, pelanggan dapat menyerap jejak karbon langsung di dalam aplikasi,” pungkasnya.