redaksiharian.com – Badai PHK karyawan yang terjadi secara global hingga Indonesia ikut menjalar pada perusahaan rintisan (startup) hingga perusahaan besar. Managing Partner Indogen Capital, Chandra Firmanto menilai badai PHK yang tengah terjadi menjadi bagian dari strategi dan perubahan bisnis perusahaan menghadapi tantangan dunia usaha, sekaligus meraih nilai ekonomi yang sehat.
Menurut dia, perusahaan startup membuat proyeksi bisnis yang agresif di 2022, terlebih setelah masa pandemi di 2020.
“Pada 2020 ke 2021 terjadi peak boom setelah pandemi Covid-19 diperkirakan terkendali. Pada waktu itu otomatis semua booming, terutama startup. Sehingga para perusahaan banyak membuat proyeksi di 2022 sangat agresif,” ungkap dia dalam Tech Conference CNBC Indonesia, Senin (26/09/2022).
Adapun proyeksi bisnis tersebut kemudian tidak berjalan sesuai dengan ekspektasi karena kondisi market kembali ke posisi normal yaitu sebelum pandemi Covid-19 terjadi di 2019.
“Jadi kalau kita bandingkan antara 2021 dan 2022 itu sebenarnya 2022 lebih baik dibandingkan 2019 sebelum Covid-19. Jadi sebetulnya posisinya hanya back to normal yang ternyata terjadinya karena overconfident,” papar Chandra.
Lebih lanjut, dia mengungkapkan bahwa perusahaan startup akhirnya menjaga cash flow supaya tetap sehat. Oleh karena itu, perusahaan memilih melakukan PHK terhadap para karyawan.
“Itulah terpaksa perusahaan melakukan pemutusan hubungan kerja, dan itu hanya dilakukan di sektor tertentu yang memang berhubungan dengan pendapatan, omzet, yang pastinya tidak akan terealisasi di 2022 ini,” lanjut dia.
Adapun dia menilai kondisi yang berlangsung saat ini menjadi hal positif bagi perusahaan startup. Karena mereka lebih memperhatikan unit economics, seperti pendapatan dan sebagainya.
“Sebenarnya yang terjadi antara 2020 dan 2021 ada satu hal yang positif di mana startup sangat memperhatikan unit economics. Inilah yang akan menciptakan perusahaan yang sehat, yang apabila nantinya listing (IPO), akan memberikan confident lebih besar ke investor,” pungkas Chandra.